Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Umumkan Gencatan Senjata, Rusia Masih Terus Serang Ukraina, Disebut Sengaja Bunuh Warga Sipil

Pasukan Rusia masih terus menggempur Ukraina, Senin (7/3/2022), meski telah mengumumkan gencatan senjata.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Meski Umumkan Gencatan Senjata, Rusia Masih Terus Serang Ukraina, Disebut Sengaja Bunuh Warga Sipil
AFP/SERGEI SUPINSKY
Anggota layanan Ukraina terlihat di lokasi pertempuran dengan kelompok penyerang Rusia di ibukota Ukraina, Kyiv, pada pagi hari 26 Februari 2022, menurut personel layanan Ukraina di tempat kejadian. - Tentara Ukraina memukul mundur serangan Rusia di ibu kota, kata militer pada 26 Februari setelah Presiden Volodymyr Zelensky yang membangkang bersumpah bahwa negaranya yang pro-Barat tidak akan ditundukkan oleh Moskow. Ini dimulai pada hari ketiga sejak pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) 

"Kami hanya mendapatkan udara segar saat tak ada penembakan, di mana hal itu sangat jarang terjadi," ungkapnya.

Seorang remaja Ukraina (kiri) dan seorang pendeta Pantekosta (kanan) memperkuat ruang bawah tanah di pusat anak-anak yang digunakan untuk menggali parit bagi tentara yang bertugas di front timur negara mereka dan berhadapan dengan separatis yang didukung Rusia, di desa Chervone, Ukraina timur , wilayah Mariupol, pada 11 Februari 2022. (Photo by Aleksey Filippov / AFP)
Seorang remaja Ukraina (kiri) dan seorang pendeta Pantekosta (kanan) memperkuat ruang bawah tanah di pusat anak-anak yang digunakan untuk menggali parit bagi tentara yang bertugas di front timur negara mereka dan berhadapan dengan separatis yang didukung Rusia, di desa Chervone, Ukraina timur , wilayah Mariupol, pada 11 Februari 2022. (Photo by Aleksey Filippov / AFP) (AFP/ALEKSEY FILIPPOV)

Baca juga: Satu Juta Orang Lebih Melarikan Diri dari Ukraina ke Polandia Sejak Invasi Rusia

Baca juga: Ukraina Klaim Lebih Dari 30 Helikopter Rusia Hancur di Wilayah Kherson pada Minggu Malam

"Sepanjang hari (ruang bawah tanah) sangat bau. Anak-anak muntah. Tak ada tempat untuk berbaring, jadi kami tidur sambil duduk," kisahnya.

Di Mariupol, warga sipil "putus asa" mencari jalan keluar yang aman dari kota, menurut Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

Situasi di kota pelabuhan itu telah memburuk dan warga sipil tak bisa pergi dengan selamat.

Sebelumnya, militer Rusia mengumumkan gencatan senjata dan membuka koridor kemanusiaan di sejumlah kota Ukraina, termasuk Kyiv, pada pukul 10.00 pagi, sebagaimana yang dilaporkan kantor berita Interfax.

Mengutip AlJazeera, koridor kemanusiaan itu, yang juga dibuka di Kharkiv, Mariupol, dan Sumy, sedang dipersiapkan atas permintaan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Lebih dari 1 Juta Orang Ukraina Mengungsi ke Polandia

Orang-orang berjalan kaki dan naik mobil menyeberang dari Ukraina ke Polandia di perbatasan Korczowa-Krakovets pada 26 Februari 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina.
 (Photo by Dimitar DILKOFF / AFP)
Orang-orang berjalan kaki dan naik mobil menyeberang dari Ukraina ke Polandia di perbatasan Korczowa-Krakovets pada 26 Februari 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Dimitar DILKOFF / AFP) (AFP/DIMITAR DILKOFF)
BERITA REKOMENDASI

Masih dari AlJazeera, sekitar 1,067 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke Polandia sejak dimulainya invasi Rusia, termasuk 142.300 pengungsi baru pada Minggu, kata penjaga perbatasan Polandia.

"Lalu lintas di perbatasan Polandia-Ukraina meningkat, hari ini pukul 07.00, 42 ribu orang dari Ukraina tiba di Polandia," tulisnya di Twitter.

Seorang pejabat Prancis mengatakan situasi di Mariupol saat ini sedang sulit.

Sangat sedikit pengungsi dari kota strategis di Laut Azov yang berhasil keluar pada Sabtu (5/3/2022).

Baca juga: Pakistan Tetap Berteman dengan Rusia demi Amankan Pasokan Gandum dan Gas

Baca juga: Uniqlo Putuskan Tetap Buka Toko di Rusia

Tetapi, satu keluarga, yang tak menyebutkan nama mereka, tiba di pusat kota Dnipro dan menceritakan pengalaman mereka.


“Kami tinggal di ruang bawah tanah selama tujuh hari tanpa pemanas, listrik atau internet, dan kehabisan makanan dan air,” kata salah satu dari mereka, masih mengutip The Guardian.

“Di jalan, kami melihat ada mayat di mana-mana, orang Rusia dan Ukraina. Kami melihat orang-orang telah dikubur di ruang bawah tanah mereka.”

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas