Rusia Umumkan Gencatan Senjata untuk Beri Kesempatan Evakuasi Warga Sipil
Rusia mengumumkan gencatan senjata mulai Senin (7/3/2022) dan membuka koridor kemanusiaan di beberapa daerah konflik di Ukraina.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Rusia mengumumkan gencatan senjata mulai Senin (7/3/2022) dan membuka koridor kemanusiaan di beberapa daerah konflik di Ukraina.
Dikutip dari The Economic Times, Senin (8/3/2022) ratusan ribu warga sipil Ukraina yang berusaha melarikan diri ke tempat yang aman terpaksa berlindung dari tembakan Rusia yang menghantam kota-kota di bagian utara dan selatan Ukraina.
Para pejabat Ukraina menggambarkan situasi nya mirip seperti "bencana" selama upaya evakuasi warga sipil di pinggiran kota Kyiv. Selain itu, para pejabat dari kedua belah pihak juga merencanakan pembicaraan untuk ketiga kali nya pada Senin.
Satuan tugas Rusia mengatakan gencatan senjata akan dimulai Senin pagi, atau saat memasuki hari ke-12 perang dengan warga sipil dari ibu kota Kyiv dan Kharkiv.
Baca juga: Google: Hacker Rusia dan China Lakukan Spionase dan Kampanye Phising di Ukraina
Pengumuman itu menyusul dua upaya yang gagal untuk mengevakuasi warga sipil dari Mariupol, di mana Komite Palang Merah Internasional memperkirakan 200.000 orang mencoba melarikan diri.
Baca juga: Rusia Ancam Stop Aliran Gas, Jerman Ancang-ancang Gunakan Pembangkit Listrik Batu Bara
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kegagalan tersebut.
Gugus tugas Rusia akan melakukan gencatan senjata Senin dan membuka koridor kemanusiaan atas permintaan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rute evakuasi yang diterbitkan oleh kantor berita RIA Novosti Rusia, mengutip Kementerian Pertahanan, menunjukkan warga sipil dapat pergi ke Rusia dan Belarus. Sementara pasukan Rusia akan mengamati gencatan senjata dengan drone, kata satuan tugas itu.
Baca juga: Uniqlo Putuskan Tetap Buka Toko di Rusia
Perincian evakuasi sebelumnya terjadi ketika para pejabat Ukraina mengatakan penembakan oleh pasukan Rusia meningkat di seluruh negeri.
"Alih-alih koridor kemanusiaan, mereka hanya bisa membuat koridor berdarah," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.