Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Fokus Dialog Rusia dan Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan jalur Belarus untuk proses negosiasi Rusia dan Ukraina menjadi hal utama dan penting.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Menlu Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Fokus Dialog Rusia dan Ukraina
AFP/LOUISA GOULIAMAKI
Pengungsi mengantre dalam cuaca dingin saat mereka menunggu untuk dipindahkan ke stasiun kereta api setelah melintasi perbatasan Ukraina ke Polandia, di perbatasan Medyka di Polandia, pada 7 Maret 2022. - Lebih dari 1,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia, menurut data terbaru PBB pada 6 Maret 2022. (Photo by Louisa GOULIAMAKI / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ANTALYA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan jalur Belarus untuk proses negosiasi Rusia dan Ukraina menjadi hal utama dan penting.

Pernyataan ini ia sampaikan setelah melakukan pembicaraan dengan Menteri Kuar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Antalya, Turki pada Kamis waktu setempat.

"Pembicaraan hari ini menegaskan bahwa jalur Belarus ini tidak memiliki alternatif," kata Lavrov.

Dikutip dari laman TASS, Kamis (10/3/2022), diplomat top Rusia itu kemudian mencatat bahwa negaranya setuju dengan proposal yang diajukan rekan-rekan Turki untuk mengadakan pembicaraan dengan pihak Ukraina.

Menurut Lavrov, hal ini mengindikasikan bahwa Rusia mendukung kontak apapun mengenai masalah-masalah yang menjadi dasar krisis Ukraina saat ini dan tentang bagaimana cara untuk menyelesaikannya.

Baca juga: Kementerian Luar Negeri Tegaskan WNI di Chernihiv Ukraina Tidak Disandera 

"Kami menunjukkan sejak awal bahwa kontak ini harus memiliki nilai tambah," ujar Lavrov.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Lavrov dan Kuleba memang dijadwalkan bertemu di sela-sela Forum Diplomatik di Antalya Turki pada Kamis waktu setempat.

Perlu diketahui, Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari lalu, setelah Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang memisahkan diri dari Ukraina, meminta bantuan Rusia di tengah aksi penembakan intensif terhadap warga sipil di wilayah Donbass yang diduga dilakukan pasukan Ukraina.

Baca juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Disebut Siap Berdialog dengan Putin untuk Hentikan Perang

Putin, yang juga menandatangani dekrit pengakuan kedaulatan republik itu pada 21 Februari lalu, menegaskan bahwa pasukan Rusia dikerahkan ke Ukraina untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas