Rumah Sakit Bersalin di Mariupol Terkena Serangan Udara, 3 Orang Dinyatakan Meninggal
Rumah sakit bersalin di Mariupol terkena serangan udara, 3 orang dinyatakan meninggal. Total ada 18 serangan fasilitas medis selama 2 minggu terakhir.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Rumah sakit anak-anak dan bangsal bersalin di kota Ukraina selatan dihancurkan oleh serangan udara Rusia pada Rabu (9/3/2022), kata para pejabat Ukraina.
Sebuah serangan udara yang melanda rumah sakit bersalin dan anak-anak di Mariupol menewaskan tiga orang, termasuk satu anak, kata pejabat kota, dikutip dari The Guardian.
The Guardian tidak dapat sepenuhnya memverifikasi akun pejabat Ukraina, namun video yang diterbitkan oleh Associated Press menunjukkan beberapa orang terluka di lokasi serangan rumah sakit.
Para pejabat Barat memperingatkan keprihatinan serius mereka tentang Vladimir Putin dapat menggunakan senjata kimia di Kyiv.
Sementara itu, Inggris berencana untuk memasok senjata anti-pesawat Starstreak dan pengiriman kecil rudal anti-tank Javelin ke Ukraina saat pasukan Rusia mendekati Kyiv, kata menteri pertahanan Inggris.
Baca juga: Cerita Warga Ukraina yang Berhasil Melarikan Diri dari Invasi Rusia: Saya Lupa Kapan Terakhir Makan
WHO: Ada 18 Serangan terhadap Fasilitas Medis dalam 2 Minggu
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mengkonfirmasi 18 serangan terhadap fasilitas medis sejak serangan Rusia dua minggu lalu.
Para pekerja di Mariupol pada Rabu (9/3/2022) juga secara tidak resmi menguburkan sedikitnya 70 orang.
Beberapa tentara dan beberapa warga sipil di makamkan di sebuah kuburan di jantung kota secara massal.
Sebagian dari mereka telah meninggal karena perang dan yang lain karena penyebab alami.
Warga sipil yang terjebak di daerah yang terkepung atau hancur di Ukraina menderita pemadaman listrik, kekurangan makanan dan layanan vital lainnya.
Dikutip dari AP News, ribuan orang berharap mendapatkan bantuan melalui koridor kemanusiaan yang aman pada hari Kamis (10/9/2022) yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia.
Jika koridor kemanusiaan bertahan selama gencatan senjata sepanjang hari yang diharapkan di daerah-daerah ini, maka akan menandai hari ketiga untuk upaya bantuan.
Hingga Kamis pagi, ada 35 ribu orang berhasil melarikan diri melalui koridor ini.