Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sempat Heboh di Indonesia, Pihak Paris Fashion Week Kini Tegas Peringatkan soal Pencurian Identitas

Pihak Paris Fashion Week buka suara setelah mulai heboh di Indonesia, minta waspada terhadap pencurian identitas dan tawaran pekerjaan palsu

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Daryono
zoom-in Sempat Heboh di Indonesia, Pihak Paris Fashion Week Kini Tegas Peringatkan soal Pencurian Identitas
Instagram
Paris Fashion Week peringatkan tentang pencurian identitas dan tawaran pekerjaan palsu 

TRIBUNNEWS.COM - Event ternama, Paris Fashion Week masih menjadi sorotan.

Beberapa hari Paris Fashion Week juga menjadi trending di media sosial Twitter.

Hal ini bermula dari para selebritis yang membawa merek lokal berada di Paris.

Kedatangan mereka di sana, bersamaan dengan gelaran Paris Fashion Week.

Muncul perdebatan setelah beberapa selebriti dan merek lokal tersebut mengklaim hadir di gelaran Paris Fashion Week.

Ada beberapa kesalahpahaman di masyarakat, yang mengira merek Indonesia benar ada di Paris Fashion Week.

Namun hal ini diterangkan langsung oleh pengusaha Lucky Heng.

Baca juga: Klaim Tak Ada Niat Membodohi Publik soal Paris Fashion Week, Ini Kata Ketua Gekrafs Ifan Seventeen

BERITA TERKAIT

Ia menyebut bahwa para selebriti hanya menghadiri fashion show di Paris, bukan ikut event Paris Fashion Week.

Alhasil nama Paris Fashion Week jadi bahan perbincangan warganet Indonesia.

Setelah berhari-hari jadi bahan perbincangan, pihak Paris Fashion Week kini buka suara.

Ia memberi peringatan terhadap pencurian identitas dan tawaran pekerjaan palsu.

Melalui akun resmi @parisfashionweek, mereka menegaskan untuk berhati-hati dengan tawaran yang masuk mengaku agensi resmi.

Paris Fashion Week peringatkan tentang pencurian identitas dan tawaran pekerjaan palsu
Paris Fashion Week peringatkan tentang pencurian identitas dan tawaran pekerjaan palsu

"Beware - Identity Theft

False communications and job offers under the name of Federation de la Haute Couture et de la Mode and its Executive President are currently circulating

These claim to offer permanent contract foe Egeriam Agency, alleged creative agency of the Federation

They are notably relayed by the profiles Charlotter Seguin and Violene La Borde on social media (Linkedin, Facebook..)

The Federation de la Haute Couture et de la Mode and its Executive President are in no way, shape or form associated with these profiles, of which the authenticity is questioned

In the event of a request from Egeriam agency or of Violene Laborde and Charlotte Seguin, we recommend not to putsue the conversation and to keep us informed

A complaint has been filed to the police."

Baca juga: Ifan Seventeen Sebut Brand Lokal Indonesia Tak Tampil di Paris Fashion Week Tapi Paris Fashion Show

Baca juga: PROFIL Lucky Heng yang Bongkar Brand Indonesia Tak Ikut Paris Fashion Week, Hanya Tampil di Paris

(Waspada - Pencurian Identitas

Pesan palsu dan tawaran pekerjaan atas nama Federation de la Haute Citure et de Mode dan Presiden Eksekutifnya beredar

Dalam pesan tersebut menawarkan kontrak permanen untuk agensi Egeriam Agency, yang diduga sebagai agen kreatif dari Federasi lain. Ini disampaikan oleh Charlotte Seguin dan Violene La Borde di media sosial (Linkedin, Facebook, dan lain-lain)

Federasi de la Haute Couture et de la Mode dan Presiden Eksekutif sama sekali tidak terikat dengan profil ini, yang keasliannya masih dipertanyakan

Jika ada permintaan dari agensi Egeriam atau Violene Laborde dan Charlotte Seguin, kami menyarankan untuk tidak melanjutkan percakapan dan langsung menghubungi kami.

Pengaduan telah diajukan ke polisi)

Apa itu Paris Fashion Week?

Dalam dunia fashion, ada empat fashion show terbesar dan paling penting di dunia.

Di antaranya, New York, Paris, London, dan Milan.

Namun, di antara keempatnya, Paris adalah fashion show yang pertama kali diselenggarakan dalam industri ini.

Dikutip dari Fashion United, Paris Fashion Week dimulai pada  1973.

Acara ini merupakan pertemuan penting yang enggan dilewatkan bagi para pecinta fashion baik di Prancis maupun di seluruh dunia.

Baca juga: Paris Fashion Week Trending, Lucky Heng Kesal Ada Info yang Salah Kaprah: Kita Dibodoh-bodohi

Baca juga: Kolaborasi Fashion dan Teknologi Unjuk Gigi di Paris Fashion Week 2022

Nama resmi dari acara ini adalah "Semaine des Créateurs de Mode", tetapi Paris Fashion Week atau PFW adalah nama yang paling umum digunakan.

Acara di Paris Fashion Week dibagi menjadi 3 kategori, di antaranya Pakaian Pria, Haute Couture, dan Ready-to-wear (baju siap pakai).

Setiap kategori "Haute-Couture" adalah merujuk pada rancangan busana yang lebih eksklusif dengan kualitas material berkualitas tinggi.

Agar memenuhi syarat, setiap brand harus memenuhi kriteria ketat yang ditetapkan untuk menjadi Haute Couture.

Kain Endek Bali menjadi bahan pilihan rumah desain ternama Christian Dior untuk koleksi Spring/Summer 2021 yang diperagakan di Paris Fashion Week di Jardin de Tuileries, Paris (29/09/2020).
Kain Endek Bali menjadi bahan pilihan rumah desain ternama Christian Dior untuk koleksi Spring/Summer 2021 yang diperagakan di Paris Fashion Week di Jardin de Tuileries, Paris (29/09/2020). (HANDOUT)

Kriteria tersebut terdiri dari banyak aturan, salah satunya adalah persyaratan untuk membuat minimal 35 penampilan per tahun dan yang harus mencakup pakaian siang dan malam.

Sehingga, hanya beberapa brand yang mendapatkan gelar ini dan dapat dianggap sebagai penghasil koleksi 'Haute-Couture'.

Paris Fashion Week diselenggarakan oleh Federasi Mode Prancis.

Acara ini mencakup lebih dari 100 pertunjukan yang menampilkan brand papan atas seperti Chanel, Christian Dior, atau Yves Saint Laurent.

Paris Fashion Week berlangsung dua kali dalam setahun di ibu kota Prancis, dengan edisi Musim Semi/Musim Panas dan edisi Musim Gugur/Musim Dingin.

Tanggal penyelenggaraan Paris Fashion Week ditentukan oleh Fédération de la Haute Couture et de la Mode.

Koleksi Haute-Couture selalu dihadirkan sebelum koleksi ready-to-wear yang mewakili separuh dari pertunjukan.

Baca juga: Lucky Heng Ungkap Brand Indonesia Sebenarnya Tak Ikut Paris Fashion Week: Hanya Tampil di Paris

Baca juga: Potret Rombongan Juragan 99 Pakai Batik Di Acara Paris Fashion Week 2022

Awal Mula Paris Menjadi Pusat Fashion Show

Dikutip dari Urbinsider, acara ini pelopori oleh seorang penjahit bernama Charles Fredrick Worth pada awal 1850-an.

Kala itu, ia mempresentasikan koleksi barunya kepada model secara langsung.

Hal ini menjadi ide baru dengan membantu mendirikan asosiasi perdagangan Chambre Syndicale de la Confection et de la Couture pour Dames et Fillettes.

Worth berperan penting dalam menyiapkan panggung untuk industri mode Prancis.

Saat itu, istilah "haute couture" mulai digunakan, tetapi hanya untuk mereka yang pantas mendapatkannya.

Sebelumnya acara diadakan di rumah pribadi dan studio desainer dan berlanjut hingga abad ke-20, dengan Prancis berkuasa sebagai pusat fashion global.

Seiring waktu, pesta penuh gaya ini menjadi lebih megah dan canggih, berubah menjadi peragaan busana lengkap, dengan desain set, musik, dan kamera.

Saat Prancis di bawah pendudukan Nazi selama Perang Dunia II, peragaan busana semacam itu mulai diadakan di Amerika Serikat.

Koleksi Chanel Huate Couture yang ditampilkan dalam rangkaian perhelatan Paris Fashion Week Huate Couture, Selasa (7/7/2015).
Koleksi Chanel Huate Couture yang ditampilkan dalam rangkaian perhelatan Paris Fashion Week Huate Couture, Selasa (7/7/2015). (PATRICK KOVARIK / AFP)

Pada 1943, New York Fashion Week yang awalnya disebut "Press Week" lahir.

Italia mengikutinya, pertama di Milan pada tahun 1958 dan kemudian di Florence pada tahun 1972 dan terakhir London Fashion Week dimulai pada tahun 1984.

Pada tahun 1973, Paris kembali ke garis depan fashion dengan peragaan busana Grand Divertissement Versailles atau "Pertempuran Versailles."

Dalam acara yang diselenggarakan di Istana Versailles, para desainer menunjukkan karya terbaiknya.

Desainer baru asal Amerika Oscar de la Renta, Anne Klein, Bill Blass, Halston, dan Stephen Burrows berkompetisi melawan master Prancis, Yves Saint Laurent, Hubert de Givenchy, Pierre Cardin, Emanuel Ungaro, dan Marc Bohan dari Christian Dior.

Akhirnya, penyelenggaraan itu memicu Paris Fashion Week secara resmi dengan Haute Couture, Ready-to-Wear, dan Men's Fashion menjadi kategori utamanya.

(Tribunnews.com/Siti N/ Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas