Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meta Izinkan Pengguna Unggah Konten tentang Ekspresi Politik terhadap Serangan Rusia di Ukraina

Meta Izinkan pengguna unggah konten tentang ekspresi politik terhadap serangan Rusia di Ukraina. Kebijakan ini hanya berlaku di beberapa negara.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Meta Izinkan Pengguna Unggah Konten tentang Ekspresi Politik terhadap Serangan Rusia di Ukraina
IST
Meta Izinkan pengguna unggah konten tentang ekspresi politik terhadap serangan Rusia di Ukraina. Kebijakan ini hanya berlaku di beberapa negara dan diizinkan selama tidak menjadi ancaman yang kredibel terhadap warga sipil Rusia. Perang informasi masih berlanjut. 

“Kebijakan tersebut berkaitan dengan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap tentara Rusia,” kata Emerson Brooking, pakar disinformasi di Laboratorium Penelitian Forensik Digital Dewan Atlantik.

"Seruan untuk kekerasan di sini juga merupakan seruan untuk perlawanan karena Ukraina menolak invasi dengan kekerasan," tambahnya.

Baca juga: PBB Mengklaim Punya Bukti Rusia Pakai Senjata Terlarang untuk Serang Pemukiman Ukraina

Meta Izinkan Pidato Serangan tentang Putin dan Lukashenko

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022. (Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP)

Dikutip dari Bussiness Insider, dalam beberapa email internal, Reuters melaporkan, Meta juga akan mengizinkan pidato yang mengungkapkan keinginan atas kematian Presiden Rusia Vladimir Putin, atau Alexander Lukashenko, presiden Belarus, dari pengguna di Rusia, Ukraina, Polandia, dan negara lain.

Diketahui Lukashenko telah berkuasa sejak 1994, dan merupakan sekutu Putin.

Reuters juga melaporkan, ancaman atau seruan terhadap para pemimpin hanya akan diizinkan jika mereka tidak membahas calon korban lainnya dan tidak mengandung "dua indikator kredibilitas, seperti lokasi atau metode."

"Meskipun kami memahami bahwa orang-orang biasanya mengekspresikan penghinaan atau ketidaksetujuan dengan mengancam atau menyerukan kekerasan dengan cara yang tidak serius, kami menghapus bahasa yang menghasut atau memfasilitasi kekerasan serius," kata Pusat Transparansi Facebook, sebuah divisi tentang kekerasan dan hasutan.

Berita Rekomendasi

"Lebih khusus lagi.. Jangan memposting ancaman yang dapat menyebabkan kematian (dan bentuk kekerasan tingkat tinggi lainnya)," tambahnya.

Meta: Kebijakan Tidak Berlaku untuk Target Warga Sipil Rusia

Email yang diulas oleh Reuters mengatakan, mengekspresikan keinginan untuk melakukan kekerasan terhadap tentara Rusia diperbolehkan karena itu beroperasi sebagai simbol untuk militer Rusia.

Namun, prinsip yang sama tidak berlaku untuk tawanan perang atau warga sipil.

Reuters mengutip "serangkaian" email internal yang dikirim ke moderator konten. 

Berikut ini email internal yang membahas kebijakan Meta tersebut:

"Kami mengeluarkan kebijakan kebijakan untuk mengizinkan pidato kekerasan T1 yang seharusnya dihapus berdasarkan kebijakan Ujaran Kebencian ketika: (a) menargetkan tentara Rusia, KECUALI tawanan perang, atau (b) menargetkan orang Rusia di mana jelas bahwa konteksnya adalah invasi Rusia ke Ukraina (misalnya, konten menyebutkan invasi, pembelaan diri, dll.)," bunyi email tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas