Meta Izinkan Pengguna Unggah Konten tentang Ekspresi Politik terhadap Serangan Rusia di Ukraina
Meta Izinkan pengguna unggah konten tentang ekspresi politik terhadap serangan Rusia di Ukraina. Kebijakan ini hanya berlaku di beberapa negara.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
"Kami melakukan ini karena kami telah mengamati bahwa dalam konteks khusus ini, 'tentara Rusia' digunakan sebagai proxy untuk militer Rusia. Kebijakan Ujaran Kebencian terus melarang serangan terhadap orang Rusia," sambung e-mail tersebut.
Baca juga: Terjadi Perang Informasi, Twitter Batasi Penyebaran Kabar oleh Media Belarusia
Perang Informasi Terus Berlanjut
Reuters mengatakan email tersebut mencatat perubahan izin konten lainnya, yang memungkinkan pidato yang secara positif menyoroti batalyon Azov, kelompok paramiliter sayap kanan Ukraina yang sebelumnya dilarang pada 2019.
Konten terkait Azov diizinkan dengan memuji atau membela mereka karena berada di Garda Nasional Ukraina.
Seorang juru bicara Meta telah mengkonfirmasi hal ini kepada Reuters, tetapi pertama kali dilaporkan oleh The Intercept.
Perusahaan media sosial telah menanggapi masalah seputar invasi Rusia ke Ukraina, seperti dengan menambahkan label peringatan ke Tweet dari media yang dikelola pemerintah dan mengurangi peredarannya di platform.
Meta juga memperkenalkan aturan untuk membantu memerangi informasi yang salah tentang konflik tersebut.
Rusia juga telah menanggapi perang informasi ini dengan memblokir Facebook minggu lalu.
“Media sosial buruk bagi para diktator, itu sebabnya Putin menjatuhkan kami,” COO Facebook, Sheryl Sandberg, mengatakan kepada Hadley Gamble dari CNBC pada Selasa (8/3/2022) di sebuah acara di Dubai untuk hari Perempuan Internasional yang disponsori oleh Cartier.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia VS Ukraina