Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pangeran William Dituduh Rasis karena Mengaku Asing Melihat Perang di Eropa

Pangeran William dari Inggris menuai kritik tajam setelah mengatakan bahwa ia merasa asing melihat perang di Eropa, Rabu (9/3/2022).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pangeran William Dituduh Rasis karena Mengaku Asing Melihat Perang di Eropa
Heathcliff O'Malley / POOL / AFP
Pangeran William, Duke of Cambridge saat ia memulai tugas terakhirnya bekerja dengan East Anglian Air Ambulance sebagai pilot di Bandara Cambridge, Inggris pada 27 Juli 2017. 

TRIBUNNEWS.COM - Pangeran William dari Inggris menuai kritik tajam setelah mengatakan bahwa ia merasa asing melihat perang di Eropa, Rabu (9/3/2022).

Kecaman datang karena sejumlah media, menyiratkan bahwa William mengatakan konflik seperti ini lebih sering terjadi di Afrika dan Asia.

Namun, video yang merekam komentar Duke of Cambridge tidak menunjukkan perbandingan tersebut.

Dilansir Washington Post, media lokal melaporkan bahwa William membuat komentar itu saat berkunjung ke Pusat Kebudayaan Ukraina di London. 

Kepada warga Inggris dari generasinya, dia berkata, "Sangat asing melihat ini (perang) di Eropa."

Baca juga: Tertangkap Satelit, Militer Rusia Berpencar ke Kota Dekat Kyiv, Artileri dalam Posisi Siap Menembak

Baca juga: Di Mariupol, Pasukan Rusia Lakukan Penembakan Setiap 30 Menit, Anak-anak dan Wanita Jadi Korban

Pangeran William, Duke of Cambridge saat ia memulai tugas terakhirnya bekerja dengan East Anglian Air Ambulance sebagai pilot di Bandara Cambridge, Inggris pada 27 Juli 2017.
Pangeran William, Duke of Cambridge saat ia memulai tugas terakhirnya bekerja dengan East Anglian Air Ambulance sebagai pilot di Bandara Cambridge, Inggris pada 27 Juli 2017. (Heathcliff O'Malley / POOL / AFP)

"Kami semua di belakang Anda," kata Pangeran, menyerukan dukungan untuk rakyat Ukraina.

Menurut beberapa laporan media lokal, ia membandingkan konflik Rusia-Ukraina dengan konflik di Afrika dan Asia.

BERITA TERKAIT

Namun, video hanya menangkap komentarnya tentang kelangkaan perang di Eropa, bukan perbandingannya dengan benua lain.

Media lokal yang salah mengutip pun sudah mengoreksi, tetapi ketika cerita dibagikan, reaksi balik tumbuh.

Pewaris takhta kedua di Kerajaan Inggris ini dikecam karena leluhurnya bertanggung jawab atas konflik di bagian lain dunia.

"Perang dan pertumpahan darah diprakarsai oleh keluarganya," cuit Snehesh Alex Philip, seorang editor di Print, sebuah situs berita India.

"Di India, mereka menjarah dan menjarah, bahkan ketika (banyak orang) meninggal karena kelaparan dan penyiksaan mereka. Anak benua itu masih menghadapi kekerasan berkat benih yang mereka tabur sebelum pergi," tulisnya.

Penyiar CNN, Jake Tapper, dalam cuitannya meminta William membaca buku tentang keluarganya, sembari melampirkan foto Edward, Duke of Windsor, dan istrinya, Wallis Simpson, bertemu dengan Adolf Hitler di Jerman pada 1937.

Pengungsi dari Ukraina berkumpul untuk naik bus dari perbatasan di Medyka ke Przemysl, Polandia timur pada 28 Februari 2022.
Pengungsi dari Ukraina berkumpul untuk naik bus dari perbatasan di Medyka ke Przemysl, Polandia timur pada 28 Februari 2022. (WOJTEK RADWANSKI / AFP)

Bernice King, putri Pendeta Martin Luther King Jr. dan kepala eksekutif Pusat Perubahan Sosial Non-Kekerasan Martin Luther King Jr, menyebut pernyataan William 'mengerikan'.

"Orang-orang Eropa bertindak kasar di benua Afrika, menjarah komunitas, memperkosa wanita, memperbudak manusia, menjajah untuk keuntungan dan kekuasaan, mencuri sumber daya, menyebabkan kehancuran generasi," tulisnya di Twitter.

Robert Jobson, editor kerajaan di London Evening Standard, mengatakan kepada The Washington Post pada Kamis bahwa ia yakin pernyataan William "diambil di luar konteks."

"Saya yakin dia tidak bermaksud untuk menjadi rasis," ujarnya.

Jobson mencatat bahwa perang di Eropa bagi kebanyakan orang di benua ini adalah hal yang asing dan meresahkan.

"Mungkin dia (William) hanya mencoba untuk mengatakan, meskipun dengan kikuk, bahwa perang di Ukraina ini terasa sangat dekat dengan rumah, karena dia hanya seorang anak kecil ketika konflik Bosnia dimulai dan ini mungkin pengalaman pertamanya dari konflik mengerikan yang terjadi di Eropa selama kedewasaannya," jelas Jobson.

Menanggapi kecaman di media sosial, Istana Kensington menunjuk hasil koreksi berita dari PA Media dan transkrip yang dibagikan oleh ITV.

Tuduhan rasisme di lingkungan Kerajaan Inggris sebelumnya diungkap Pangeran Harry dan Meghan Markle.

Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022. - Secara keseluruhan, lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak penguasa era Soviet Moskow melancarkan invasi skala penuh pada 24 Februari, dengan lebih dari setengahnya melarikan diri ke negara tetangga Uni Eropa dan anggota NATO Polandia, PBB mengatakan pada 28 Februari 2022.
 (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP)
Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022. - Secara keseluruhan, lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak penguasa era Soviet Moskow melancarkan invasi skala penuh pada 24 Februari, dengan lebih dari setengahnya melarikan diri ke negara tetangga Uni Eropa dan anggota NATO Polandia, PBB mengatakan pada 28 Februari 2022. (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP) (AFP/WOJTEK RADWANSKI)

Baca juga: Uni Afrika Sesalkan Tindakan Rasisme di Perbatasan Ukraina

Baca juga: Lebih dari 38.000 Orang Dievakuasi dari Ukraina Lewat Koridor Kemanusiaan per Kamis Kemarin

Dalam wawancara dengan Oprah Winfrey, Meghan mengaku keluarga kerajaan mengomentari warna kulit putranya, Archie, sebelum ia melahirkan.

Komentar rasis terkait perang Ukraina juga sempat dilontarkan Koresponden CBS News, Charlie D'Agata.

Dalam sebuah laporan, ia mengatakan Ukraina tidak sama seperti Irak atau Afghanistan yang telah mengalami konflik dalam beberapa dekade.

Ia juga menyebut bahwa Ukraina dan Eropa merupakan wilayah yang beradab.

Setelah banjir kecaman, Charlie D'Agata meminta maaf.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas