Pembicaraan Gencatan Senjata Rusia dan Ukraina di Turki Gagal Capai Kesepakatan
Pembicaraan antara Ukraina dan Rusia di Turki berakhir tanpa kesepakatan gencatan senjata, Kamis (10/3/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba dan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov di Turki berakhir tanpa kesepakatan gencatan senjata, Kamis (10/3/2022).
Dilansir The Guardian, perundingan antara Rusia dan Ukraina berlangsung di dekat Antalya.
Pertemuan tersebut terjadi di tengah curahan kemarahan internasional atas serangan Rusia terhadap rumah sakit bersalin di kota Mariupol, yang menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk satu anak.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim serangan yang juga melukai wanita hamil dan mengancurkan 600 ranjang rumah sakit sebagai bukti nyata "genosida".
Baca juga: UNICEF: Jumlah Pengungsi Anak dari Ukraina Lebih dari 1 Juta
Baca juga: Rusia Siap Akhiri Krisis Ukraina tapi Sindir Eksperimen Patogen AS di Sana
Tak tinggal diam, pemimpin dunia juga bereaksi terhadap serangan tersebut.
Gedung Putih menyebut serangan di rumah sakit bersalin Mariupol sebaagai serangan barbar.
Sementara Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengaku yakin tindakan manusiawi, kejam, dan tragis itu bisa menjadi kejahatan perang.
Ketika kekerasan terus berlanjut di Ukraina, kondisi kota Mariupol yang terkepung semakin mengerikan.
Penduduk kota pelabuhan itu dilaporkan mengalami krisis bahan makanan.
"Ratusan ribu orang tidak memiliki makanan, air, panas atau listrik," kata Wakil Kepala Delegasi Palang Merah Internasional Sasha Volkov.
Pejabat Ukraina mengatakan 1.207 mayat dikumpulkan dari jalan-jalan di sana dalam beberapa hari terakhir.
Korban meninggal dimakamkan dalam kuburan massal.
Baca juga: Agresi Militer Rusia ke Ukraina Picu Bursa Global Rontok Tapi IHSG Malah Kinclong, Kok Bisa?
Setengah penduduk Kyiv mengungsi
Sementara itu, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan bahwa setengah dari total penduduk ibu kota telah mengungsi saat pasukan Rusia menuju kota.
Badan Pengungsi PBB menerangkan 2,3 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak perang dimulai dua pekan lalu.
Para pejabat Barat mengatakan pasukan Rusia telah membuat sedikit kemajuan di lapangan dalam beberapa hari terakhir, tetapi mereka telah mengintensifkan pemboman kota-kota sasaran.
Baca juga: Negosiasi Gagal, Rusia Bakal Lanjutkan Perang sampai Ukraina Penuhi Tuntutan Putin
Dilansir The Guardian, berikut ini Tribunnews.com rangkum serangkaian peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-16.
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia adalah "negara teroris" dalam pidato video terbarunya.
“Dunia harus mengetahuinya. Dunia harus mengakuinya,” katanya.
Zelensky juga menuduh pasukan Rusia menyerang konvoi bantuan kemanusiaan untuk kota Mariupol yang terkepung.
Baca juga: Berbekal Paspor dan Nomor Telepon di Tangan, Bocah Ukraina Tempuh Jarak 1.200 km ke Slowakia
Baca juga: Ukraina Tuding Putin Lakukan Terorisme Nuklir, Rusia: Pentagon Danai Senjata Biologis di Ukraina
- Zelensky mengatakan pihak berwenang Ukraina berhasil mengevakuasi hampir 40.000 orang pada Kamis dari lima kota lain.
- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk mengungsi dari Kyiv, Kharkiv, Sumy, Chernihiv dan Mariupol.
Badan tersebut juga menuduh Ukraina menggunakan personel dinas keamanan untuk mengemudikan truk bantuan dan memata-matai posisi militer Rusia.
- Dewan Eropa "mengakui aspirasi Eropa" Ukraina dengan para pemimpin Uni Eropa setuju untuk mendukung Ukraina dalam "mengejar jalur Eropa".
Setelah pertemuan di Versailles, sebuah pernyataan juga menyerukan penarikan segera dan tanpa syarat pasukan Rusia, dan memuji perlawanan berani Ukraina.
- Ada laporan yang saling bertentangan tentang keadaan pasukan Rusia di sekitar Kyiv.
Sebuah konvoi militer besar Rusia yang terakhir terlihat di barat laut Kyiv sebagian besar telah tersebar dan dipindahkan, menurut perusahaan AS Maxar Technologies, berdasarkan foto-foto satelit.
Tetapi seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan Rusia telah bergerak 5 kilometer lebih dekat ke ibukota Ukraina, meskipun Ukraina melawan "sangat, sangat baik".
Baca juga: Ukraina dalam Bahaya, Rusia Kerahkan SU-35 & Rudal Kh-31P yang Dirancang Menindas Pertahanan Udara
Baca juga: UPDATE: AS akan Gelontorkan Bantuan Rp194 M, Pasukan Rusia di Dekat Kyiv, 549 Warga Ukraina Tewas
- Sebuah laporan yang baru-baru ini dirilis dari Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia “melakukan peningkatan jumlah pasukan yang dikerahkan untuk mengepung kota-kota utama” karena perlawanan Ukraina yang kuat.
- Dewan keamanan PBB akan bersidang pada hari Jumat atas permintaan Rusia, kata para diplomat, untuk membahas klaim Moskow atas aktivitas biologis AS di Ukraina.
- Pembicaraan tingkat tinggi antara Rusia dan Ukraina – yang pertama sejak Moskow menginvasi tetangganya dua minggu lalu – berakhir tanpa gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan tidak ada kemajuan untuk mencapai gencatan senjata dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov.
- Ratusan ribu orang di Mariupol menghadapi situasi kemanusiaan yang "semakin mengerikan dan putus asa", kata Palang Merah Internasional.
Seorang pemimpin delegasi mengatakan orang-orang di Mariupol "mulai saling menyerang untuk mendapatkan makanan" dan banyak orang melaporkan tidak memiliki makanan untuk anak-anak mereka.
- Ukraina membuka tujuh koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk mengungsi pada Kamis (10/3/2022), tetapi tidak ada yang bisa meninggalkan kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina.
Di wilayah Sumy timur laut, lebih dari 12.000 warga sipil dievakuasi dengan mobil atau bus, kata layanan darurat negara.
- Kedepannya warga Inggris akan diizinkan menawarkan akomodasi kepada pengungsi Ukraina saat pemerintah mengumumkan rute baru ke Inggris bagi mereka yang melarikan diri dari invasi Rusia.
- Boris Johnson telah mengungkapkan kekhawatiran bahwa Vladimir Putin dapat menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Menggaungkan bahasa yang digunakan oleh Gedung Putih, perdana menteri Inggris mengatakan klaim Rusia tentang musuh-musuhnya yang bersiap-siap untuk menggunakan senjata kimia “langsung di luar pedoman mereka”.
- Mantan Kanselir Jerman Gerhard Schröder dilaporkan telah bertemu dengan presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow untuk pembicaraan tentang mengakhiri perang di Ukraina, Politico melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
- Pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich, termasuk di antara tujuh oligarki terkaya dan paling berpengaruh di Rusia yang terkena sanksi oleh Inggris, dalam upaya untuk lebih menghukum sekutu Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)