Rusia Siap Akhiri Krisis Ukraina tapi Sindir Eksperimen Patogen AS di Sana
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah menyatakan bahwa tidak ada alternatif untuk pembicaraan antara Rusia dan Ukraina yang diadakan di Belaru
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Rusia dan Ukraina telah mengadakan tiga putaran pembicaraan di Belarus, sejak dimulainya operasi militer khusus oleh angkatan bersenjata Rusia untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
Sejauh ini, satu-satunya kesepakatan yang dicapai oleh kedua belah pihak adalah 'membuka koridor kemanusiaan'.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah menyatakan bahwa tidak ada alternatif untuk pembicaraan antara Rusia dan Ukraina yang diadakan di Belarus.
Pernyataan ini disampaikan setelah melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba di Turki.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-16, Ini Peristiwa yang Terjadi
"Pembicaraan hari ini menegaskan bahwa jalur Belarus untuk negosiasi tidak memiliki alternatif," kata Lavrov.
Ia mencatat bahwa masalah negosiasi gencatan senjata tidak ada dalam agenda pembicaraannya dengan Kuleba.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (11/3/2022), Lavrov menyatakan bahwa Rusia mendukung setiap kontak yang bertujuan untuk mengakhiri krisis saat ini di Ukraina.
Namun ia menggarisbawahi kontak ini harus memiliki 'nilai tambah' bagi Rusia untuk bisa menyetujui usulan mereka.
"Kami bertindak berdasarkan premis bahwa kontak ini tidak akan digunakan untuk menggantikan atau mendevaluasi jalur negosiasi utama di wilayah Belarus, sesuatu yang Ukraina lakukan secara rutin", tegas Lavrov.
Ia mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak pernah mengatakan 'tidak' untuk melakukan kontak, selama pertemuan ini tidak diadakan 'demi kepentingan sendiri'.
Perlu diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya menawarkan Putin untuk bertemu secara pribadi untuk membahas mengenai operasi militer khusus Rusia di Ukraina, yang ia dan sekutu Baratnya sebut sebagai 'invasi'.
Kremlin pun belum mengkonfirmasi bahwa pembicaraan semacam itu sedang diselenggarakan, namun masalah tersebut diangkat selama pembicaraan Lavrov dengan Kuleba di Turki pada Kamis kemarin.
Lebih lanjut Lavrov menyatakan Rusia ingin Ukraina tetap netral dan siap membahas jaminan keamanan terkait hal itu, untuk Ukraina, negara-negara Eropa, dan tentu saja Rusia.