Sepak Terjang 'Wali', Veteran Sniper Perang Afghanistan yang Terjun di Ukraina
Wali adalah seorang ahli komputer berdarah Prancis-Kanada. Ia bertugas dua kali dalam perang Afghanistan selama operasi di Kandahar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Kanada boleh menarik pasukannya dari Ukraina karena alasan keamanan, namun pria Kanada ini tetap berada di medan perang Rusia-Ukraina sebagai salah satu serdadu sukarelawan.
Pria dengan sebutan ‘Wali’ ini justru masuk ke medan perang di Kyiv sebagai seorang sniper yang bergabung bersama serdadu Ukraina mengusir bala tentaranya Vladimir Putin.
Wali adalah seorang ahli komputer berdarah Prancis-Kanada. Ia bertugas dua kali dalam perang Afghanistan selama operasi di Kandahar.
Antara 2009 dan 2011, di Afghanistan ia mendapat julukan 'Wali' atau pembela.
Baca juga: Inggris Katakan Rusia Bisa Saja Rencanakan Serangan Kimia ke Ukraina
Selama berada di Timur Tengah ia mulai membunuh lusinan musuh dengan senapan snipernya.
Sebagai bagian dari unit elit JTF-2, ia adalah bagian dari kelompok penembak jitu yang sama dengan rekor pembunuhan jarak jauh yang diperoleh (3.540 meter).
Ketika presiden Volodymir Zelenski mulai memanggil tentara asing untuk bergabung dalam perang melawan Rusia, 'Wali' tidak ragu-ragu dan tiba pada hari Rabu sebagai bagian dari kontingen Kanada.
Dilaporkan Marca, ada banyak penembak jitu hebat di seluruh dunia tetapi sangat sedikit yang terkenal dan lebih suka tetap anonim. Lantas mengapa penembak jitu 'Wali' ini begitu dikenal di dunia Barat? Nah, penembak jitu yang baik cenderung mendapatkan sekitar 5-6 targetnya per hari.
Baca juga: Rusia Disebut Minta Bantuan Makanan dari China di Tengah Invasi ke Ukraina
Penembak jitu yang hebat mendapat antara 7-10, itu bagian dari kelompok elit penembak jitu yang berada di kelas yang berbeda.
'Wali' dapat melumpuhkan 40 sasaran dengan pembunuhan di hari-hari yang produktif. Angka-angka inilah yang membuatnya menjadi legenda di kalangan militer dunia.
Dia telah muncul di acara televisi dan wajahnya dikenal di mana pun dia pergi. Itu sebabnya pers Ukraina dan dunia membuat masalah besar tentang kedatangannya ke negara itu.
Untuk alasan yang jelas, nama aslinya tidak akan diungkapkan tetapi dia tidak takut untuk menunjukkan wajahnya ke media.
Baca juga: Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Jatuhkan Sanksi untuk Moskow, Singapura Tuai Kritik Rusia
Dalam sebuah wawancara dengan CBC News, 'Wali' mengatakan dirinya tergerak untuk turut dalam peperangan untuk membela Ukraina.
"Mereka sangat senang memiliki kami. Kami seperti berteman langsung. Saya ingin membantu mereka. Sesederhana itu. Saya harus membantu karena ada orang di sini dibombardir hanya karena mereka ingin menjadi orang Eropa dan bukan orang Rusia.