Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Ukraina: Palang Merah Internasional Belum Respon Soal Koridor Kemanusiaan pada 16 Maret

Ukraina belum menerima tanggapan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) tentang koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil pada 16 Maret

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pemerintah Ukraina: Palang Merah Internasional Belum Respon Soal Koridor Kemanusiaan pada 16 Maret
AFP/ARIS MESSINIS
Sebuah derek memindahkan mobil yang hancur dari depan gedung apartemen yang hancur setelah dibom di distrik Obolon barat laut Kyiv pada 14 Maret 2022. - Dua orang tewas pada 14 Maret 2022, saat berbagai lingkungan di ibukota Ukraina, Kyiv berada di bawah serangan penembakan dan rudal, kata pejabat kota, setelah militer Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Ukraina belum menerima tanggapan dari Komite Palang Merah Internasional (IFRC) tentang koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil pada 16 Maret 2022.

Seperti yang disampaikan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Ukraina, Iryna Vereshchuk saat berbicara dalam briefing pada Rabu waktu setempat.

"Masalah pengaturan koridor tersebut tetap belum terselesaikan untuk Izium dan Mariupol. Kami belum menerima tanggapan atas proposal kami yang diajukan ke Komite Palang Merah Internasional kemarin untuk membuka koridor kemanusiaan hari ini. Masalah pengaturan koridor kemanusiaan untuk Izium dan Mariupol tetap terbuka hari ini," kata Vereshchuk.

Dikutip dari laman Ukrinform, Rabu (16/3/2022), ia kemudian menekankan bahwa dalam beberapa hari terakhir saat koridor kemanusiaan dibuka, Rusia melakukan pelanggaran berat terhadap perjanjian gencatan senjata.

"Rusia menembaki konvoi kemanusiaan, menembaki pemukiman dan titik pertemuan bagi warga sipil yang ingin melarikan diri dari zona perang, serta menyandera orang yang memberikan pengawalan untuk konvoi. Salah satu penyelamat kami, Oleksiy Danchenko, saat ini masih ditawan," tegas Vereshchuk.

Vereshchuk juga mengingatkan bahwa pada Selasa kemarin, Rusia menyita sebuah rumah sakit perawatan intensif di Mariupol dan menyandera 400 staf rumah sakit sipil.

BERITA TERKAIT

Pasukan Rusia, kata dia, saat ini menggunakan rumah sakit sebagai titik tembak.

Baca juga: Rumah Sakit di Mariupol Terkepung, 3 Bayi Prematur Ditinggal Orang Tuanya Hanya Terbungkus Selimut

Hal ini pun dianggap menimbulkan ancaman besar bagi pergerakan warga sipil di sepanjang koridor kemanusiaan.

"Dalam kondisi seperti itu, kami tidak dapat membawa orang keluar dengan aman," jelas Vereshchuk.

Sebelumnya pada Senin lalu, hampir 150.000 orang telah menggunakan koridor kemanusiaan di seluruh Ukraina, setelah dievakuasi ke lokasi yang aman.

Perlu diketahui, sejak 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Pasukannya pun telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama serta daerah pemukiman di kota-kota besar dan kecil di Ukraina, menggunakan artileri, peluncur roket ganda, dan rudal balistik.

Baca juga: Donald Trump Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Gagal hingga Presiden Vladimir Putin Bakal Makin Kejam

Sumber: https://www.ukrinform.net/rubric-ato/3431100-ukraine-gets-no-response-from-icrc-on-humanitarian-corridors-on-march-16-vice-pm.html

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas