Rudal yang Ditembakkan Korea Utara Dilaporkan Gagal, Meledak Tak Lama setelah Diluncurkan
Militer Korea Selatan menyebut uji coba "proyektil" yang dilakukan Korea Utara pada Rabu (15/3/2022) gagal, meledak tak lama setelah diluncurkan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Militer Korea Selatan menyebut uji coba "proyektil" yang dilakukan Korea Utara pada Rabu (15/3/2022) gagal, meledak tak lama setelah diluncurkan.
Dilansir Independent, proyektil itu diluncurkan dari lapangan terbang di luar ibu kota Korea Utara, Pyongyang, sekitar pukul 09.30 waktu setempat, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
"Diduga gagal segera setelah peluncuran," bunyi pernyataan itu.
Rudal itu meledak saat terbang di ketinggian kurang dari 20 km, kata seorang pejabat militer Korea Selatan kepada Associated Press.
Pejabat yang tak ingin disebutkan namanya itu menambahkan bahwa penyebab ledakan itu belum diketahui.
Menurut penyiar publik Jepang NHK, sebuah sumber di Kementerian Pertahanan Jepang menyebut proyektil itu adalah rudal balistik.
Baca juga: Korea Utara akan Luncurkan Satelit yang Bisa Memantau Pergerakan Militer AS dan Sekutunya
Baca juga: Manfaatkan Aset Digital saat Kampanye, Yoon Suk-Yeol Jadi Presiden Baru Korea Selatan, Ini Profilnya
Peluncuran ke-10 ini dilakukan di tengah meningkatnya kecurigaan Korea Utara yang bersenjata nuklir bersiap untuk menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pada jarak penuh untuk pertama kalinya sejak 2017.
Militer AS mengutuk kemungkinan peluncuran rudal balistik Korea Utara itu.
AS meminta pemerintah Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan destabilisasi lebih lanjut.
Korea Selatan dan militer AS pekan lalu mengatakan bahwa Korea Utara telah menguji sistem ICBM dalam dua peluncurannya baru-baru ini.
Seorang pejabat senior pemerintah yang memberi penjelasan kepada wartawan tentang temuan itu menyebut uji coba terbaru sebagai "eskalasi serius" oleh Pyongyang.
Uji coba itu juga dianggap "pelanggaran berani" terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Korea Utara untuk meninggalkan program senjata nuklirnya.
Rudal yang dimaksud diduga adalah rudal pengembangan Hwasong-17, yang pertama kali dipamerkan selama parade militer pada tahun 2020.
Korea Utara belum menguji ICBM atau bom nuklir sejak 2017.
Baca juga: Korea Utara Peringati Hari Lahir Ayah Kim Jong Un di Tengah Salju, Tak Ada Parade Militer
Baca juga: Ultah Ayahnya Tanpa Upacara Militer, Kim Jong Un Hanya Letakkan Karangan Bunga di Patungnya
Namun Korea Utara mengatakan, mereka dapat melanjutkan pengujian tersebut setelah pembicaraan denuklirisasi dengan AS terhenti pada 2019.
Korea Utara telah melakukan uji coba menembakkan rudal berkali-kali sejak awal tahun.
Uji coba senjata kesembilan dilakukan pada 5 Maret 2022, yang menarik reaksi luas dari AS serta negara tetangganya Korea Selatan dan Jepang.
Pasukan pertahanan rudal dan pengintaian AS di Pasifik telah disiagakan untuk uji coba jarak jauh, kata seorang pejabat senior pemerintah pada Kamis.
Menurut gambar satelit baru-baru ini, Korea Utara telah memulai pembangunan di lokasi uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak ditutup pada 2018.
Awal bulan ini, gambar yang diambil oleh perusahaan pencitraan satelit Maxar Technologies menunjukkan jejak konstruksi "awal" di situs Punggye-ri.
Situs itu sempat ditutup dan sebagian dibongkar setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un berjanji untuk menghentikan semua uji coba nuklir.
Pekan lalu, AS dan 10 negara lainnya menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan PBB – di mana China memiliki hak veto – untuk mengutuk peluncuran rudal berulang kali oleh Korea Utara.
"Setiap peluncuran rudal balistik yang mengakibatkan tidak adanya tindakan oleh dewan, mengikis kredibilitas Dewan Keamanan PBB sendiri dalam menangani Korea Utara dan merusak rezim non-proliferasi global," ungkap Linda Thomas-Greenfield, utusan AS untuk PBB, saat membacakan pernyataan bersama setelah pengarahan tertutup Dewan Keamanan PBB.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)