Putin Lakukan Pembersihan 'Sampah' dan 'Pengkhianat', Sebut Oposisi di Rusia Telah Dihasut NATO
Putin lakukan pembersihan 'sampah' dan 'pengkhianat', sebut oposisi di Rusia telah dihasut NATO. Putin mengecam warga Rusia yang dianggap berkhianat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam orang Rusia yang menyerukan anti-perang.
“Pemurnian diri yang diperlukan masyarakat hanya akan memperkuat negara kita,” kata pemimpin Rusia itu, dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerukan "pemurnian diri" untuk membersihkan negaranya dari siapa pun yang mempertanyakan invasinya ke Ukraina.
Putin tampil di televisi pada hari Rabu (16/3/2022) untuk mengecam Rusia yang tidak mendukungnya dalam serangan di Ukraina, menyalahkan negara-negara NATO karena menggunakan penghasut untuk membangkitkan oposisi di Rusia terhadap perang.
"(Rusia) akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat dan hanya akan memuntahkannya seperti nyamuk yang secara tidak sengaja terbang ke mulut mereka," katanya.
Dia mengatakan Barat menggunakan "kolom kelima" dari pengkhianat Rusia untuk menciptakan kerusuhan sipil.
“Dan hanya ada satu tujuan (dari Barat), saya sudah membicarakannya, yaitu kehancuran Rusia,” katanya.
Baca juga: Rusia Bantah Tuduhan Biden yang Sebut Putin Penjahat Perang: AS Harus Berkaca dari Tindakannya
Puluhan Ribu Oposisi Rusia Ditangkap
Dikutip dari Al Jazeera, pidato Putin tersebut tampaknya menjadi peringatan pemerintahannya yang otoriter dapat tumbuh lebih represif.
Sejak Putin memerintahkan serangan ke Ukraina, kelompok pemantau independen OVD-Info telah melaporkan lebih dari 14 ribu penangkapan oposisi Rusia sehubungan dengan tindakan anti-perang, menurut situs webnya.
Diketahui, dari jumlah tersebut, lebih dari 170 orang ditahan.
Rusia telah menuntut agar NATO berjanji untuk tidak pernah mengizinkan Ukraina bergabung atau menempatkan pasukan di Ukraina.
Sebelumnya, Putin memperketat pengawasan di Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari dan menutup outlet berita Rusia yang dianggap menyebar hoax serta menangkap pengunjuk rasa.
Penegak hukum Rusia telah mengumumkan kasus kriminal pertama, yang diketahui berdasarkan undang-undang baru, yang memungkinkan hukuman penjara 15 tahun untuk memposting apa yang dianggap sebagai “informasi palsu” tentang perang Ukraina.
Di antara mereka yang didakwa adalah Veronika Belotserkovskaya, seorang penulis buku masak dan blogger berbahasa Rusia yang tinggal di luar negeri.
Baca juga: Tak Siap Lawan Kebrutalan Tentara Rusia, Legiun Asing di Ukraina Pilih Kabur
Banyak Warga Rusia Pergi dari Rusia
Kremlin mengatakan pada hari Kamis (17/3/2022), banyak orang di Rusia menunjukkan diri mereka sebagai "pengkhianat" dan mengundurkan diri dari pekerjaan mereka serta meninggalkan Rusia.
“Dalam masa-masa sulit seperti itu banyak orang menunjukkan warna aslinya. Sangat banyak orang yang menunjukkan diri mereka, seperti yang kami katakan dalam bahasa Rusia, sebagai pengkhianat,” kata juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, kepada wartawan melalui panggilan konferensi.
Komentar tersebut disambut di parlemen oleh Gennady Zyuganov, ketua partai komunis yang secara nominal merupakan oposisi yang sering mendukung Putin dalam masalah kebijakan yang penting.
“Kita harus mengalahkan kolom kelima yang bercokol di dalam dan siap menusuk kita dari belakang kapan saja,” kata Zyuganov.
“Semua masalah ini dimulai pada tahun 1991 ketika (presiden modern pertama Rusia Boris) Yeltsin dengan kliknya menjual dan mengkhianati negara.”
Baca juga: Wanita Ini Bawa Poster Bertuliskan Anti Perang di TV, Protes Invasi Rusia ke Ukraina, Terancam Bui
Putin: Ini Bukan Agresi, tapi Operasi Militer Khusus
Presiden Rusia telah mengeluarkan peringatan keras terhadap "sampah" dan "pengkhianat" yang katanya bersekongkol dengan AS dan sekutunya melawan Rusia.
Dikutip dari Live Mint, Putin bersumpah untuk membersihkan orang-orang seperti itu dari tanah Rusia.
Selain itu, Putin mengecam kritikus domestik dalam sebuah video yang disiarkan televisi.
Dia mengatakan negara-negara Barat berusaha menghancurkan Rusia, yang menghadapi sanksi terberat terhadap negara mana pun di dunia yang telah menenggelamkan ekonominya.
“Saya yakin bahwa pembersihan diri masyarakat yang alami dan perlu ini hanya akan memperkuat negara kita, solidaritas, kohesi, dan kesiapan kita untuk menghadapi tantangan apa pun.”
Pernyataan Putin muncul dua hari setelah seorang wanita bernama Marina Ovsyannikova di Channel One (saluran media milik pemerintah Rusia), tiba-tiba menyela berita tersebut untuk mengajukan protes terhadap perang di Ukraina.
Tanda protes itu berbunyi, "Mereka berbohong kepada Anda,"
Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa perang yang sedang berlangsung dengan Rusia bukanlah agresi tetapi "operasi militer khusus" untuk melindungi wilayah Ukraina yang memisahkan diri.
Putin mengatakan pemerintah Ukraina dijalankan oleh para neo-nazi yang ingin menghancurkan Rusia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia VS Ukraina