Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Tuduh Ukraina Tengah Kembangkan Penyakit yang Bisa Ditularkan Melalui Kelelawar

Pejabat  Rusia mengungkapkan bahwa biolab atau laboratorium biologi di Kharkov, Ukraina, telah mempelajari penyakit yang ditularkan kelelawar.

Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Pejabat  Rusia mengungkapkan bahwa biolab atau laboratorium biologi di Kharkov, Ukraina, telah mempelajari penyakit yang ditularkan kelelawar.

Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis (17/3/2022), mengungkapkan laboratorium yang melakukan penilitian tersebut dibiayai oleh Amerika Serikat (AS).

Rusia pun mengkhwatirkan penelitian itu akan dijadikan senjata biologis.

“Ahli dari Pasukan Pertahanan Radiasi, Biologi dan Kimia Rusia mempelajari dokumen yang mengungkapkan detail dari proyek rahasia yang dilakukan AS,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dikutip dari Xinhua.

“Hal itu terkait penelitian penyakit yang menular ke manusia lewat kelelawar di laboratorium di Kharkov, Ukraina,” katanya.

Baca juga: Joe Biden akan Bicara dengan Xi Jinping Lewat Telepon, Bahas Keberpihakan China atas Rusia

Konashenkov mengungkapkan, berdasarkan dokumen tersebut penelitian ini dilakukan secara sistematis dan di bawah pengawasan langsung ahli dari AS selama bertahun-tahun.

Rusia sendiri kerap mengungkapkan kekhawatiran tinggi terkait laboratium biologi dan kimia yang didanai AS di Ukraina.

Berita Rekomendasi

Pada laboratorium tersebut sejumlah virus berbahaya ditempatkan dan dipelajari.

Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Masalah Politik, Victoria Nuland bersaksi sebelum sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengakui Ukraina memiliki fasilitas penelitian biologi.

“Kami bekerja dengan rakyat Ukraina mengenai bagaimana mereka akan menghalangi materi penelitian nitu jatuh ke tangan pasukan Rusia saat mereka menyerang,” katanya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (11/3/2022), menegaskan bahwa tak ada senjata kimia atau pemusnah massal yang dikembangkan di negaranya.

Sumber: Xinhua/Kompas.TV

Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas