Volodymyr Zelensky: 130 Orang Berhasil Diselamatkan dari Gedung Teater Mariupol
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan sampai saat ini 130 orang telah diselamatkan dari gedung teater di kota Mariupol yang dibom.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Garudea Prabawati
Zelensky juga mengulangi seruannya meminta pelabuhan Eropa untuk menolak semua kapal Rusia yang akan masuk.
Selain itu juga mengkritik beberapa perusahaan Barat karena tidak meninggalkan Rusia setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
"Semua perusahaan Barat harus meninggalkan pasar Rusia," katanya.
Baca juga: Jenderal Keempat Rusia Tewas dalam Serangan di Mariupol, Pukulan Keras bagi Vladimir Putin
Jenderal Keempat Rusia Tewas dalam Serangan di Mariupol
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Volodymyr Zelensky mengatakan seorang jenderal Rusia lainnya tewas dalam pertempuran.
Zelensky tidak menyebutkan nama perwira itu, tetapi seorang penasihat kementerian dalam negeri Ukraina mengatakan bahwa Mayor Jenderal Oleg Mityaev telah dibunuh oleh Batalyon Azov yang berhaluan sayap kanan, seperti dikutip dari BBC.
Oleg Mityaev meninggal pada hari Selasa (15/3/2022) dalam penyerbuan kota pelabuhan selatan Mariupol, menjadikannya jenderal keempat yang tewas dalam pertempuran itu.
Kematian jenderal keempat membuat beberapa orang bertanya mengapa anggota senior militer Rusia begitu dekat dengan garis depan.
Analis percaya bahwa sekitar 20 jenderal memimpin operasi Rusia di Ukraina, yang berarti bahwa jika semua kematian yang dilaporkan dikonfirmasi, seperlima jenderal Rusia telah tewas dalam aksi.
Dengan kerugian yang begitu tinggi, beberapa ahli percaya bahwa para jenderal tidak hanya berada di tempat yang salah pada waktu yang salah, tetapi Ukraina kemungkinan akan menargetkan perwira tinggi Rusia.
"Saya tidak berpikir ini kecelakaan. Satu kecelakaan, tapi ini banyak yang ditargetkan," Rita Konaev dari Universitas Georgetown mengatakan kepada BBC.
Berbicara kepada Wall Street Journal, seseorang dalam lingkaran dalam Presiden Zelensky mengatakan Ukraina memiliki tim intelijen militer yang didedikasikan untuk menargetkan kelas perwira Rusia.
"Mereka mencari jenderal, pilot, komandan artileri yang terkenal," kata orang itu kepada surat kabar itu.
Dengan militer Ukraina kalah jumlah, penargetan individu tingkat tinggi bisa menjadi bagian penting dari perang informasi, menurut Ms Konaev.