Fakta Lviv, Kota di Bagian Barat Ukraina yang Dibombadir 6 Rudal Rusia, Dekat dengan Polandia
Rusia meluncurkan rudal di dekat bandara di Kota Lviv, Ukraina, pada Jumat (18/3/2022).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Rusia meluncurkan rudal di dekat bandara di Kota Lviv, Ukraina, pada Jumat (18/3/2022).
Kota yang berbatasan dengan Polandia ini, sebelumnya tidak banyak mengalami penyerangan dan pemboman seperti kota-kota lainnya.
Wali kota Lviv, Andriy Sadovyi, mengatakan beberapa rudal menghantam pabrik perbaikan pesawat.
Beruntung pekerjaan di lokasi itu telah berhenti sebelum adanya serangan dan tidak ada korban jiwa.
Angkatan bersenjata Ukraina melaporkan, berdasarkan informasi awal, Rusia meluncurkan enam rudal ke arah Lviv pada Jumat pagi.
Baca juga: Serangan Rudal Rusia Kian Dekati Wilayah NATO, Terjadi Ledakan di Dekat Bandara Lviv Ukraina
Baca juga: Rudal Hantam Pabrik Perbaikan Pesawat di Lviv, Berjarak 70 KM dari Polandia
Rudal itu kemungkinan besar adalah jenis rudal jelajah yang diluncurkan dari udara atau ditembakkan dari pesawat tempur di atas Laut Hitam.
Dua dari enam rudal berhasil dicegat, menurut pernyataan militer Ukraina.
Namun, serangan di wilayah dekat perbatasan Polandia, negara anggota NATO ini, meningkatkan kekhawatiran bahwa perang akan meluas ke wilayah Barat.
Berikut sejumlah fakta tentang Kota Lviv, dilansir CNN:
1. Dekat Wilayah NATO
Hanya berjarak 70 km dari perbatasan Polandia, Lviv tepat berada di depan pintu NATO.
Oleh karena itu, jika Rusia melancarkan serangan di wilayah ini bisa memicu tanggapan internasional.
Adapun serangan pada Jumat lalu, terjadi setelah Rusia meluncurkan sejumlah rudal di pangkalan militer Yavoriv pada Minggu sebelumnya dan menewaskan 35 orang.
Diketahui, Yavoriv berada di antara Lviv dan perbatasan Polandia.
2. Area Pengungsi
Kota ini merupakan tujuan aman bagi para pengungsi perang di Ukraina.
Setidaknya lebih dari 200.000 pengungsi berada di kota yang berpenduduk sekitar 700.000 orang ini, menurut wali kota.
Warga membanjiri Lviv untuk mencari titik aman atau sebagai titik perhentian sebelum menuju perbatasan.
3. Rute Logistik Militer
Lviv juga berfungsi sebagai rute pasokan senjata penting ke militer Ukraina.
Jalur pasokan untuk wilayah Barat Ukraina ini penting, karena Rusia menutup jalur laut dan mengepung wilayah Selatan.
Sementara itu, di Utara ada Belarus, sekutu Putin sekaligus pangkalan pasukan Rusia.
4. Warisan UNESCO
Pusat bersejarah Lviv adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan Museum Nasional menampung koleksi seni abad pertengahan yang suci dan manuskrip keagamaan yang langka di negara ini.
Menurut situs resmi kota, Lviv adalah tempat aksi massa pertama Ukraina untuk mendukung kemerdekaan ketika komunisme runtuh.
Pada 17 September 1989, kota ini menjadi tempat demonstrasi terbesar dalam mendukung kebangkitan kemerdekaan Ukraina, dengan 100.000 peserta.
Undang-undang tentang Kemerdekaan Negara Ukraina, disahkan pada 24 Agustus 1991 dan ratusan orang membanjiri jalan-jalan Lviv dalam perayaan hari berikutnya.
"Menjadi ibu kota budaya Ukraina, spiritualitas, dan identitas nasional yang tak terbantahkan, Lviv selalu memainkan peran utama dalam pengembangan demokrasi dan perjuangan untuk kemerdekaan Ukraina," kata situs web tersebut.
Lviv pernah menjadi bagian dari monarki Hapsburg, yang kemudian dikenal sebagai Lemberg, tetapi menjadi benteng nyata perlawanan nasional Ukraina selama masa Soviet, menurut situs pariwisata resmi negara itu.
Detail di situs UNESCO menggambarkan Lviv, yang didirikan pada akhir Abad Pertengahan, menjadi pusat administrasi, agama, dan komersial yang berkembang pesat selama beberapa abad.
Hingga invasi, topografi perkotaan abad pertengahan, serta banyak bangunan bergaya Barok dan bangunan selanjutnya, terpelihara dengan baik, menurut UNESCO.
Awal bulan ini, UNESCO mengatakan bahwa pihaknya melakukan kontak permanen dengan semua lembaga terkait di seluruh Ukraina, serta dengan profesional budaya Ukraina, untuk menilai situasi dan memperkuat perlindungan kekayaan budaya.
5. Pangkalan Sementara
Kota ini juga menjadi rumah sementara bagi banyak organisasi media dan kedutaan besar, yang terpaksa pindah dari ibu kota Ukraina, Kyiv.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)