Intelijen Inggris Sebut Pasukan Rusia yang Menuju Kyiv Telah Dipukul Mundur Tentara Ukraina
Intelijen militer Inggris mengatakan pasukan Rusia yang bergerak menuju ibukota Ukraina Kyiv dari timur laut telah terhenti
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Intelijen militer Inggris mengatakan pasukan Rusia yang bergerak menuju ibukota Ukraina Kyiv dari timur laut telah terhenti dan sebagian besar masih berada lebih dari 25 kilometer dari pusat kota, pada Senin (21/3/2022).
“Pertempuran sengit berlanjut di utara Kyiv,” kata kementerian pertahanan Inggris.
“Pasukan Rusia yang maju ke kota dari timur laut telah terhenti. Pasukan maju dari arah Hostomel ke barat laut telah dipukul mundur oleh perlawanan sengit Ukraina.”
Baca juga: Galang Donasi Untuk Pengungsi Ukraina, Toko Roti di Italia Bikin Roti Perdamaian Bertuliskan Peace
“Sebagian besar pasukan Rusia tetap berada lebih dari 25 kilometer dari pusat kota,” menurut intelijen militer yang dikutip oleh The Independent, Senin (21/3/2022).
“Kyiv tetap menjadi tujuan militer utama Rusia dan mereka kemungkinan akan memprioritaskan upaya untuk mengepung kota selama beberapa minggu mendatang,” tambah pernyataan itu.
Layanan Darurat Negara Ukraina mengatakan setidaknya empat orang telah tewas setelah kebakaran di sebuah pusat perbelanjaan di distrik Podilskyi.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Ganggu Pasokan Gandum, Wilayah Timur Tengah Dibayangi Krisis Pangan
Pihak berwenang mengatakan kobaran api mulai terlihat setelah penembakan oleh pasukan Rusia, tidak jauh dari pusat ibu kota.
Sementara itu, Ukraina telah menolak untuk menyerahkan Mariupol, kota pelabuhan strategis yang telah mengalami beberapa pemboman terberat sejak invasi Rusia pada 24 Februari.
Pada Minggu lalu, pasukan Rusia telah mendesak Ukraina untuk meletakkan senjata mereka di Mariupol, mengatakan mereka akan diberikan jalan yang aman keluar dari kota pelabuhan yang terkepung jika mereka setuju dengan tawaran itu.
Namun, Kyiv menolak tawaran itu dan mengatakan tidak ada pernyataan untuk meletakkan senjata oleh penduduk yang menghadapi invasi Rusia.