POPULER Internasional: 6 Negara yang Masih Bersahabat dengan Rusia | China Salahkan Nato atas Perang
Berita populer Internasional, di antaranya daftar negara yang tetap bersahabat dengan Rusia di tengah invasi ke Ukraina
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Tak semua negara mengutuk apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, negara-negara ini tetap menjaga hubungan baik dengan Putin, siapa saja?
Sementara itu, presiden Ukraina mengatakan bersiap untuk bernegosiasi dengan presiden Rusia.
Di sisi lain, pesawat militer AS yang jatuh di Norwegia dilaporkan menewaskan keempat awaknya.
Berikut berita populer Internasional selengkapnya.
1. Daftar 6 Negara yang Masih Ingin Bersahabat dengan Rusia saat Putin Serang Ukraina, Siapa Saja?
Invasi Rusia ke Ukraina telah berjalan selama 25 hari, Minggu (20/3/2022).
Meskipun ada kemarahan di ibu kota Barat atas invasi Rusia ke Ukraina, banyak negara lain di seluruh dunia - termasuk beberapa sekutu dan mitra penting Amerika Serikat (AS) - segan untuk menghadapi atau mendukung sanksi ekonomi terhadap Moskow.
Hal ini disampaikan para ahli dan mantan pejabat AS.
Sejumlah negara kecil telah menyatakan dukungan tanpa syarat untuk Rusia sejak pasukan Vladimir Putin masuk ke Ukraina, termasuk rezim di Suriah, Belarus, Eritrea, Korea Utara, Kuba, dan Venezuela.
Namun, beberapa negara yang lain, termasuk China, telah menghindari penggunaan kata "invasi", sebagaimana diberitakan NBC.
Mereka abstain dari suara PBB yang mengecam Rusia, atau menolak untuk mengambil bagian dalam menghukum Moskow.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Lviv, Seberapa Penting Kota Ini bagi Ukraina di Tengah Invasi?
Baca juga: Profil Singkat 4 Jenderal Rusia yang Tewas dalam Invasi ke Ukraina, Hanya 1 yang Dikonfirmasi Putin
Berikut ini daftar negara yang tetap menjaga persahabatan dengan Rusia di tengah invasi pasukan Putin ke Ukraina:
1. India
Selama beberapa dekade, New Delhi dan Moskow menjalin hubungan persahabatan.
Rusia memasok sekitar 60 persen senjata dan peralatan untuk militer India.
2. Cina Salahkan NATO, Peringatkan AS yang Tekan Beijing Agar Tak Dukung Rusia
Wakil Menteri Luar Negeri Cina Le Yucheng mengatakan setuju atas penilaian NATO memicu krisis yang menyebabkan Rusia menggelar operasi militer ke Ukraina.
Yucheng juga mengingatkan AS agar tidak menebar senjata sementara mereka terus berusaha melakukan ekspansi politik keamanan ke Eropa timur.
Pernyataan keras Cina ini datang setelah sehari sebelumnya, Presiden AS Joe Biden memperingatkan Presiden Xi Jinping tentang "konsekuensi" jika Beijing mendukung aksi militer Rusia di Ukraina.
Berbicara di Forum Internasional Keempat tentang Keamanan dan Strategi di Beijing, Sabtu (19/3/2022), Yucheng setuju penilaian Moskow ekspansi NATO ke Eropa Timur membuka jalan menuju krisis saat ini.
Baca juga: POPULER Internasional: Pangkalan Ukraina Diserang Rusia | Pesawat Militer AS Jatuh saat Latihan NATO
Baca juga: Biden Beri Peringatan ke Presiden China Xi Jinping Jika Dukung Rusia, Bahas soal Konsekuensinya
“Komitmen untuk tidak melakukan ekspansi ke timur dapat dengan mudah mengakhiri krisis dan menghentikan penderitaan,” kata Yucheng dikutip Russia Today, Sabtu malam (19/3/2022).
“Sebaliknya, seseorang memilih untuk mengipasi api pada jarak yang aman, menyaksikan pedagang senjata, bankir, dan taipan minyaknya sendiri menghasilkan banyak uang dari perang sambil meninggalkan orang-orang di negara kecil dengan luka perang yang akan memakan waktu bertahun-tahun untuk sembuh, " imbuhnya menyindir politik luar negeri AS.
Ambisi NATO yang ingin menciptakan "keamanan absolut" sebaliknya menurut Yucheng, malah mengarah ke "non-keamanan absolut.
Konsekuensi menekan kekuatan besar, terutama kekuatan nuklir hingga mereka terpojok, bakal menimbulkan konsekuensi tak terbayangkan.
Moskow secara keras menentang kehadiran NATO di dekat perbatasannya, dan memulai misi mendapatkan jaminan tertulis yang akan menghentikan ekspansi blok militer pimpinan AS.
Rusia secara tegas melarang Ukraina bergabung ke NATO. Namun, selama bertahun-tahun, AS dan sekutu Eropanya mengabaikan kekhawatiran Rusia.
3. Presiden Ukraina Zelensky Sebut Jika Upaya Negosiasi dengan Rusia Gagal, Berarti Perang Dunia Ketiga
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia siap untuk bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut Zelensky, negosiasi adalah upaya yang dapat mengakhiri pertempuran antara Ukraina dan Rusia yang dimulai sejak 24 Februari.
Namun Zelenskyy memperingatkan jika ada upaya negosiasi yang gagal, itu bisa berarti pertempuran akan mengarah pada Perang Dunia Ketiga.
"Saya siap untuk negosiasi dengan dia. Saya sudah siap selama dua tahun terakhir," kata Zelensky pada Minggu (20/3/2022), sebagaimana dikutip CNN.
"Dan saya pikir tanpa negosiasi, kita tidak dapat mengakhiri perang ini."
Baca juga: Belum Taklukkan Ukraina, Analis Ungkap 4 Kesalahan Militer Rusia, Remehkan Lawan hingga Logistik
Baca juga: Terletak di Mariupol, Pabrik Baja Terbesar Eropa Diklaim Hancur, Rusia Gempur Ukraina
Zelensky mengatakan jika kesempatan untuk mengakhiri perang hanya ada 1 persen, pihaknya perlu mengambil kesempatan itu.
"Jika hanya ada 1 persen kesempatan bagi kita untuk menghentikan perang ini, saya pikir kita perlu mengambil kesempatan ini. Kita perlu melakukan itu," kata Zelensky.
"Saya dapat memberi tahu Anda tentang hasil negosiasi ini dalam hal apa pun, kami kehilangan orang setiap hari, orang-orang yang tidak bersalah di lapangan."
Zelensky melanjutkan, meski pasukan Rusia terus menggempur Ukraina, dia yakin rakyatnya dapat tetap menunjukkan martabat mereka.
Tetapi, bagaimana pun harga diri tidak akan menyelamatkan nyawa, kata Zelensky.
4. Pesawat Militer AS Jatuh di Norwegia, 4 Tentara Dilaporkan Tewas
Empat tentara Amerika Serikat dilaporkan tewas saat pesawat mereka jatuh di Norwegia dalam rangka latihan NATO, Jumat (18/3/2022).
"Dengan sangat sedih kami menerima pesan bahwa empat tentara Amerika tewas dalam kecelakaan pesawat tadi malam," kata PM Norwegia Jonas Gahr Støre di akun Twitter resminya.
"Para prajurit berpartisipasi dalam latihan NATO Cold Response."
"Simpati kami yang terdalam ditujukan kepada keluarga, kerabat, dan rekan prajurit di unit mereka," tambahnya.
Dilansir CNN.com, Pesawat MV-22B Osprey ditugaskan ke unit militer AS Pasukan Ekspedisi Marinir II (MEF).
Pesawat dengan empat awak itu terjun dalam misi pelatihan di Nordland, Norwegia utara, kata Angkatan Bersenjata Norwegia.
Baca juga: Pesawat Militer AS Jatuh di Norwegia saat Latihan Bareng NATO
Baca juga: Tim Penyelamat Norwegia Laporkan Pesawat Militer AS Rusak Berat, Diduga Alami Kecelakaan
Pesawat itu terlihat dari helikopter penyelamat, dan tampaknya jatuh di Beiarn, kata kepala staf Polisi Nordland, Bent Arne Eilertsen, kepada penyiar publik NRK pada hari Sabtu.
Pesawat itu tampaknya mengalami kerusakan besar, kata Eilertsen.
(Tribunnews.com)