Jerman Beri Layanan Sekolah Gratis untuk Anak-anak Pengungsi Ukraina
Meski aktivitas belajar hanya dilakukan di bangunan bekas pabrik, namun hal tersebut tak menyurutkan minat belajar anak-anak Ukraina.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Belum berakhirnya invasi yang dilakukan militer Putin mendorong penduduk Ukraina untuk melakukan imigrasi massal ke negara tetangga seperti Jerman demi menyelamatkan diri dari serangan rudal ataupun senjata mematikan lainnya.
Melansir data PBB yang dikutip dari situs CSM, sejauh ini jumlah warga Ukraina yang melarikan diri ke luar negeri mencapai lebih dari 3 juta orang. Sementara jumlah pengungsi Ukraina yang telah terdaftar di Jerman kini telah menembus angka 225.357 orang.
Namun pemerintah Jerman memprediksi, jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat masih berlangsungnya invasi yang dilakukan militer Putin terhadap Ukraina.
Baca juga: NATO Sebut Militer Belarusia Siap Bergabung dengan Rusia dalam Perang di Ukraina
Pihaknya menyebut sebagian besar pengungsi Ukraina yang memadati wilayahnya, didominasi oleh anak-anak dan remaja yang masih bersekolah.
Prihatin atas kondisi tersebut membuat Burcak Sevilgen dan Faina Karlitski membangun sekolah darurat gratis bagi anak-anak Ukraina yang mengungsi di wilayahnya. Kabar ini tentunya disambut hangat oleh para pengungsi Ukraina.
“Ini membuat saya emosional ketika saya melihat semua bantuan dan solidaritas di sini,” ujar salah satu orang tua murid dari Vinnytsia, Ukraina tengah, Kerashchenko.
Meski aktivitas belajar hanya dilakukan di bangunan bekas pabrik, namun hal tersebut tak menyurutkan minat belajar anak-anak Ukraina.
Hal ini dibuktikan dengan ramainya siswa yang ikut dalam program belajar tersebut, dimana sejak di buka pada dua minggu yang lalu, sekolah darurat ini sudah memiliki 40 siswa.
Tak hanya diikuti oleh siswa sekolah dasar saja, sekolah ini juga dibuka untuk anak di bawah usia 5 tahun, hal tersebut sengaja ditujukan agar mereka dapat mempersiapkan diri sebelum memasuki sistem sekolah regular.
Baca juga: Komandan Militer Ukraina Klaim Rantai Logistik Rusia Rusak, Persediaan Hanya Cukup untuk 3 Hari
Nantinya sekolah tersebut akan diadakan setiap hari Senin sampai Jumat, dengan durasi waktu tiga jam perhari.
Di sekolah ini siswa tak hanya diajarkan mata pelajaran dasar namun juga kelas bahasa Jerman serta beberapa kegiatan lainnya seperti bermain, melukis, atau kerajinan tangan.
Selain memberikan layanan sekolah gratis, Burcak Sevilgen dan Faina Karlitski juga turut membuka lapangan pekerjaan bagi para pengungsi yang ingin menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut.
Para guru tersebut nantinya akan dibayar sebesar 500 euro per bulan dari hasil sponsor dan pengiklanan program ditawarkan melalui pesan Telegram.
Dana tersebut rencananya akan diberikan sampai mereka memiliki izin kerja dan dapat dipekerjakan secara resmi oleh pemerintah Jerman.
Bahkan kedepannya Sevilgen dan pejabat kota dikabarkan akan segera mendirikan 50 kelas tambahan untuk meningkatkan keterampilan bahasa anak- anak pengungsi Ukraina.