Komandan Militer Ukraina Klaim Rantai Logistik Rusia Rusak, Persediaan Hanya Cukup untuk 3 Hari
Komandan militer Ukraina mengklaim, rantai pasokan militer Rusia rusak dan persediaan logistik yang tersisa saat ini hanya bisa bertahan tiga hari.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Komandan militer Ukraina mengklaim, rantai pasokan militer Rusia rusak dan persediaan logistik yang tersisa saat ini hanya bisa bertahan selama tiga hari.
Logistik itu berupa bahan bakar, makanan, dan amunisi.
Klaim dari Ukraina ini dinilai masuk akal oleh pejabat Barat, meskipun mereka tidak dapat menguatkan analisis tersebut.
Namun, laporan dari komando umum angkatan bersenjata Ukraina disebut konsisten dengan bukti bahwa pasukan Rusia terhenti.
Di saat yang sama, pasukan Rusia terus melancarkan serangan menggunakan artileri ke sejumlah wilayah.
Baca juga: Ukraina: Ada Lebih dari 80 Serangan Mendadak Rusia untuk Mengebom Ukraina, 29 dari Belarus
Baca juga: Salah Satu Negara Sekutu Rusia Diyakini akan Segera Ikut Perang
"Kami benar-benar berpikir bahwa pasukan Rusia telah menggunakan banyak bahan termasuk kategori senjata tertentu dan kami telah melihat laporan terisolasi dari unit tertentu yang kekurangan pasokan dalam satu atau lain jenis," kata pejabat itu, dikutip dari The Guardian.
"Ini konsisten dengan kemajuan yang terhenti. Kegagalan dalam rantai logistik menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak seefektif yang mereka harapkan," tambahnya.
Seorang pejabat Pentagon menduga ada masalah moral di antara pasukan Rusia.
Kondisi ini berlanjut di tengah kurangnya pasokan makanan, bahan bakar, dan radang dingin karena pakaian yang tidak memadai.
Militer Ukraina mengatakan, masalah utama dari pergerakan Rusia adalah kegagalan meletakkan pipa bahan bakar ke depan, meskipun klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Pada Senin (21/3/2022), Komsomolskaya Pravda, tabloid pro-Kremlin, melaporkan bahwa menurut Kementerian Pertahanan Rusia sebanyak 9.861 tentara telah tewas di Ukraina dan 16.153 terluka.
Laporan ini dengan cepat dihapus dari situs berita tersebut.
"Ini adalah tingkat korban yang belum pernah dialami (oleh Rusia) sejak PD II. Ini masih berlanjut, ini adalah konflik pada skala yang berbeda," kata seorang pejabat Barat.
Sementara itu, pertempuran dilaporkan terjadi di jalanan Mariupol, Ukraina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.