Ukraina: Ada Lebih dari 80 Serangan Mendadak Rusia untuk Mengebom Ukraina, 29 dari Belarus
Rusia telah melancarkan lebih dari 80 serangan mendadak untuk mengebom Ukraina, termasuk 29 serangan dari lapangan udara Baranovichi dan Bobruisk yang
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Rusia telah melancarkan lebih dari 80 serangan mendadak untuk mengebom Ukraina, termasuk 29 serangan dari lapangan udara Baranovichi dan Bobruisk yang terletak di Belarus.
Pernyataan ini disampaikan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam laman Facebooknya.
"Ini adalah hari ke-27 perlawanan heroik rakyat Ukraina terhadap invasi militer Rusia. Mereka gagal namun terus meluncurkan rudal dan serangan bom dari udara di infrastruktur militer dan sipil wilayah Zhytomyr, Kiev, Chernihiv, Kharkiv, dan Donetsk," kata divisi tersebut.
Dikutip dari laman Ukrinform, Rabu (23/3/2022), Angkatan bersenjata itu disebut telah melakukan lebih dari 80 penerbangan, termasuk 29 dari lapangan terbang Baranovychi dan Bobruisk, yang terletak di wilayah Belarus.
Perlu diketahui, penyerangan tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat pengebom, pengebom serang, dan jet tempur.
Sementara itu, 5 pesawat pengintai digunakan untuk melakukan pengintaian dari udara di wilayah-wilayah Ukraina.
Di daerah-daerah tertentu di Laut Hitam dan zona operasional Laut Azov, kapal-kapal angkatan laut federasi Rusia sedang melakukan tugasnya.
Baca juga: Presiden Zelensky Siap Berunding, Ukraina Tak Gabung NATO Asalkan Rusia Penuhi Tuntutan Ini
Lalu di bagian timur laut Laut Azov, ada 5 kapal dari berbagai jenis yang terus ditempatkan untuk mendukung aksi pasukan darat.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengklaim bahwa sejak 24 Februari hingga 22 Maret kemarin, Rusia telah kehilangan sekitar 15.300 personel, 509 tank, 1.556 pengangkut personel lapis baja, 252 sistem artileri, 80 MLRS, 45 sistem perang anti-pesawat, 99 pesawat, 123 helikopter, 1.000 kendaraan, 3 kapal atau perahu, 70 tangki bahan bakar, 35 UAV tingkat operasional dan taktis, dan 15 unit peralatan khusus.
Data pun saat ini sedang diperbaharui. namun penghitungannya diperumit dengan intensitas permusuhan yang tinggi antara Rusia dan Ukraina.
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, ia menyebutnya sebagai operasi militer khusus.
Setelah dimulainya invasi, pasukan Rusia telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama.
Selain itu, secara besar-besaran juga menyerang daerah pemukiman di kota-kota dan desa-desa Ukraina menggunakan artileri, roket, dan rudal balistik.
Darurat militer pun diberlakukan di Ukraina, bahkan mobilisasi umum turut diumumkan.