Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Jejak Militer Inggris Latih Tentara Ukraina di Wilayah Donbass

Inggris memutuskan kembali mengirim bantuan senjata antitank dan rudal Javelin berkekuatan tinggi ke Ukraina.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ada Jejak Militer Inggris Latih Tentara Ukraina di Wilayah Donbass
Sputniknews.com
Sebuah dokumen sertifikat ditemukan di kota Volnovakha yang menunjukkan kehadiran Resimen Tank Inggris melatih tentara dan paramiliter Ukraina di wilayah Donbass. Foto dokumen itu dipublikasikan portal Sputniknews.com, Kamis (24/3/2022). 

"Perdana Menteri akan menyatakan niat Inggris untuk bekerja dengan mitra untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina, termasuk penargetan dan intelijen jarak jauh, ketika rakyat Ukraina menghadapi invasi yang tidak beralasan," kata pernyataan kantor Perdana Menteri Inggris itu.

Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari sebagai tanggapan atas seruan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk untuk perlindungan terhadap serangan pasukan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi militer khusus, yang juga menargetkan infrastruktur militer Ukraina, bertujuan untuk "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina.

Rusia mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina. Banyak negara di seluruh dunia, termasuk di barat  memberlakukan berbagai sanksi yang melumpuhkan terhadap Rusia.

Operasi militer khusus Rusia di Ukraina telah memasuki hari ke-28.

Operasi tersebut bertujuan untuk melindungi penduduk sipil dari republik Donbass yang memisahkan diri dari Donetsk dan Lugansk dan juga untuk "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina.

Ketika pasukan Rusia melanjutkan operasi khusus mereka di Ukraina, menargetkan batalyon neo-Nazi dan memastikan pekerjaan koridor kemanusiaan, nasionalis Ukraina berusaha mencegah ribuan orang meninggalkan kota-kota yang diperangi.

BERITA TERKAIT

Menurut pemimpin Donbass, Denis Pushilin, sekitar 150.000 warga sipil diyakini tinggal di daerah yang dikuasai kaum nasionalis di Mariupol, kota terbesar kedua di wilayah Donetsk.

Pada Selasa, Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev, mengatakan lebih dari 68.000 orang telah dievakuasi dari Mariupol, tanpa partisipasi dari pihak berwenang Kiev.

Dia menambahkan situasi kemanusiaan di kota itu sebagai bencana. Hingga Rabu, Kementerian Darurat Rusia mengirimkan sekitar 18 ton bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan susu formula.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas