Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pria China Nekat Panjangkan Rambut Selama 3 Tahun untuk Didonorkan kepada Pasien Kanker

Seorang pemuda di China viral karena aksi kepeduliannya kepada pasien kanker.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Kisah Pria China Nekat Panjangkan Rambut Selama 3 Tahun untuk Didonorkan kepada Pasien Kanker
Handout via SCMP
Tang Yazhu, pemuda asal Chongqing itu nekat memanjangkan rambutnya selama tiga tahun ini. Namun bukan karena alasan gaya, tetapi untuk disumbangkan kepada pasien kanker. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemuda di China viral karena aksi kepeduliannya kepada pasien kanker.

Tang Yazhu, pemuda asal Chongqing ini, nekat memanjangkan rambutnya selama tiga tahun belakangan.

Namun bukan karena alasan gaya, tetapi untuk disumbangkan kepada pasien kanker.

Dilansir SCMP, Tang berhenti mengunjungi tempat cukur rambut sejak 2019 setelah membaca postingan tentang pasien kanker yang membutuhkan donor rambut. 

Pria 21 tahun ini baru memangkas rambutnya awal bulan ini.

Tang Yazhu, pemuda asal Chongqing itu nekat memanjangkan rambutnya selama tiga tahun ini. Namun bukan karena alasan gaya, tetapi untuk disumbangkan kepada pasien kanker.
Tang Yazhu, pemuda asal Chongqing ini nekat memanjangkan rambutnya selama tiga tahun untuk disumbangkan kepada pasien kanker. (Handout via SCMP)

Baca juga: Viral Video Siswi SD Dilarang Ikut Try Out Ujian karena Belum Vaksin Covid-19, Ini Ceritanya

Baca juga: Usai Viral Kerap karena Unggah Konten Syur, Onlyfans Gresaids Alias Dhea Ditangkap Polisi

Kepada penata rambutnya, Tang mengaku bahwa ia berencana menyumbangkannya kepada penyintas kanker yang kehilangan rambut setelah kemoterapi.

Diketahui, rambut yang boleh disumbangkan harus memiliki panjang lebih dari 30 cm, tidak dikeriting, atau diwarnai.

Berita Rekomendasi

Mahasiswa Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Metropolitan Chongqing ini mengatakan, ia mulai memanjangkan rambutnya saat masih kuliah.

"Karena mungkin lebih sulit bagi saya untuk dipekerjakan dengan rambut panjang setelah saya lulus, kesempatan bagi saya untuk menyumbangkan rambut saya mungkin hanya di tahun-tahun universitas saya."

"Jadi saya memutuskan untuk mulai menumbuhkan rambut saya ketika saya membaca tentang donasi," katanya, seperti dikutip oleh portal berita resmi Chongqing, cqnews.net.

Selain menyumbangkan rambutnya, pemuda itu juga telah melakukan donor darah atau trombosit sebanyak 18 kali selama tiga tahun terakhir.

Tang mulai menjalani kegiatan sosial ini setelah berusia 18 tahun.

Dia juga menjadi sukarelawan di pusat donor darah kota.

Pendonor di China dapat memberikan darah setiap enam bulan dan trombosit setiap dua minggu.

Terinspirasi dari aksi Tang, beberapa temannya juga mulai mendonorkan darah dan mengambil bagian dalam proyek amal.

"Kita dapat menemukan banyak cara kecil dalam hidup untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam kemampuan kita," katanya.

Aksi Tang membuat warganet China terenyuh hingga banjir pujian.

Rambut Rontok setelah Kemoterapi

Dilansir Kompas.com, kemoterapi tidak hanya menghancurkan sel kanker, tetapi juga membunuh sel-sel sehat.

Sehingga hal ini akan menimbulkan sejumlah efek, salah satunya kerontokan rambut.

Namun efek ini jarang yang bersifat permanan.

Pada dasarnya, sel sehat yang terkena efek dari kemoterapi adalah folikel yang membantu mempercepat pertumbuhan rambut.

Kerusakan sel-sel ini dapat menyebabkan rambut kepala, bulu mata, alis, dan rambut di tempat lain di tubuh rontok selama perawatan.

Rambut rontok
Rambut rontok ()

Baca juga: Tiga Besar Sakit Pasien Indonesia yang Berobat ke Malaysia: Kanker, Jantung dan Problem Fertilitas

Baca juga: Deteksi Dini, Kunci Sukses Cegah Penyakit Kanker Hati

Rata-rata pasien yang menjalani kemoterapi akan mulai melihat rambut tipis beberapa pekan setelah perawatan terakhirnya.

Rambut asli mungkin mulai tumbuh dengan baik dalam 4–6 minggu.

Namun, beberapa orang yang menjalani kemoterapi mengalami kerontokan rambut permanen.

Obat-obatan tertentu, seperti docetaxel (taxotere), dapat menyebabkan efek ini.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas/Galih Pangestu Jati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas