Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putin Ingin Gas Alam Rusia Dibayar Pakai Rubel, Harga Gas Terkerek, Kanselir Jerman Menolak

Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membayar gas Rusia dalam bentuk rubel.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Putin Ingin Gas Alam Rusia Dibayar Pakai Rubel, Harga Gas Terkerek, Kanselir Jerman Menolak
AFP/ALEXANDER VILF
Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa penonton saat menghadiri konser yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di stadion Luzhniki di Moskow. (18 Maret 2022). (Alexander VILF/POOL/ AFP) 

Bank-bank besar yang enggan memperdagangkan aset Rusia, semakin memperumit permintaan Putin.

Seorang juru bicara pemasok gas Belanda Eneco, yang membeli 15% gasnya dari anak perusahaan raksasa gas Rusia Gazprom, Wingas GmbH, mengatakan pihaknya memiliki kontrak jangka panjang dalam mata uang euro.

"Saya tidak bisa membayangkan kita akan setuju untuk mengubah ketentuan itu," katanya.

Menurut Gazprom, 58% dari penjualan gas alam ke Eropa dan negara-negara lain pada 27 Januari diselesaikan dalam euro. Dolar AS menyumbang sekitar 39% dari penjualan kotor dan sterling sekitar 3%. Komoditas yang diperdagangkan di seluruh dunia sebagian besar ditransaksikan dalam dolar AS atau euro, yang merupakan sekitar 80% dari cadangan mata uang dunia.

Deadline satu minggu

Putin mengatakan pemerintah dan bank sentral memiliki waktu satu minggu untuk menemukan solusi tentang pemindahan operasi ke mata uang Rusia dan bahwa Gazprom akan diperintahkan untuk membuat perubahan yang sesuai pada kontrak.

Di pasar gas pada hari Rabu, data dari operator pipa Gascade menunjukkan, aliran gas menuju timur melalui pipa Yamal-Eropa dari Jerman ke Polandia menurun tajam.

BERITA REKOMENDASI

"Langkah-langkah yang diambil oleh Rusia juga dapat ditafsirkan sebagai aksi provokatif dan dapat meningkatkan kemungkinan bahwa negara-negara Barat memperketat sanksi terhadap energi Rusia," kata Liam Peach, ekonom Eropa di Capital Economics.

Komisi Eropa mengatakan pihaknya berencana untuk mengurangi ketergantungan UE pada gas Rusia hingga dua pertiga tahun ini dan mengakhiri ketergantungannya pada pasokan Rusia "jauh sebelum 2030."

Namun tidak seperti Amerika Serikat dan Inggris, negara-negara Uni Eropa tidak memberikan sanksi kepada sektor energi Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas