Ukraina Tuduh Moskow Pindahkan Paksa 400.000 Warga Sipil ke Rusia untuk Menekan Kyiv agar Menyerah
Ukraina menuduh Moskow memindahkan paksa 400.000 warga sipil ke Rusia untuk menekan Kyiv agar menyerah.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menuduh Moskow memindahkan secara paksa ratusan ribu warga sipil dari kota-kota Ukraina yang hancur ke Rusia.
Adapun, pemindahan paksa tersebut disebut Ukraina sebagai dalih untuk menekan agar Kyiv menyerah.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak negaranya untuk mempertahankan pertahanan militernya dan tidak berhenti berjuang.
Tuduhan tersebut pertama kali dilontarkan oleh Mantan Menteri Kebijakan Sosial Ukraina, Lyudmyla Denisova.
Ia mengatakan, ada 402.000 orang, termasuk 84.000 anak-anak, telah dibawa diluar kehendak mereka ke Rusia.
Di mana, beberapa orang mungkin digunakan sebagai "sandera" untuk menekan Kyiv agar menyerah.
Menanggapi hal ini, Kremlin mengakui jumlah yang hampir sama bagi mereka yang telah dipindahkan.
Tetapi, pihaknya mengatakan, mereka berasal dari wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebagian besar berbahasa Rusia di Ukraina timur dan ingin pergi ke Rusia.
Seperti diketahui, saat perang menuju bulan kedua, kedua belah pihak mengalami pukulan berat.
Angkatan Laut Ukraina mengatakan, pihaknya telah menenggelamkan sebuah kapal pendarat besar Rusia di dekat kota pelabuhan Berdyansk yang digunakan untuk membawa kendaraan lapis baja.
Rusia kemudian mengklaim telah merebut kota timur Izyum setelah pertempuran sengit.
Baca juga: Pasukan Pembela Ukraina Hancurkan Benteng Rusia di Dekat Kiev, Tewaskan 40 Tentara Rusia
Baca juga: Nggak Kurang Akal, Ekonominya Diblokir, Rusia Bolehkan Bayar Migasnya Pakai Bitcoin
Di sisi lain, Presiden Zelensky tetap bersikukuh untuk mempertahankan kedaulatan negaranya.
Dalam pidato pada Kamis (24/3/2022), Zelenskyy meminta warga Ukraina untuk terus bergerak menuju perdamaian.
"Dengan setiap hari pertahanan kami, kami semakin dekat dengan kedamaian yang sangat kami butuhkan."