Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Empat Roket Rusia Hantam Kota Lviv, Tempat Berlindung Para Pengungsi sejak Awal Invasi

Empat roket Rusia telah menghantam kota Lviv di Ukraina barat. Dua roket menghantam depot bahan bakar dan dua lainnya serang sebuah pabrik militer.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
zoom-in Empat Roket Rusia Hantam Kota Lviv, Tempat Berlindung Para Pengungsi sejak Awal Invasi
AFP/ARIS MESSINIS
Asap mengepul setelah serangan Rusia di pusat perbelanjaan Retroville dan distrik perumahan Kyiv pada 21 Maret 2022. - Rusia serang kota Lviv, tempat berlindung bagi para pengungsi sejak awal invasi. 

Saat pertemuan tatap muka pertamanya dengan pejabat tinggi Ukraina, Biden menggambarkan Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai "pembantai".

Pertemuan itu, yang diadakan di ibu kota Polandia, Warsawa, adalah perhentian terakhir Biden dalam perjalanannya ke Eropa yang bertujuan untuk menggarisbawahi penentangannya terhadap invasi Rusia, solidaritasnya dengan Ukraina, dan tekadnya untuk bekerja sama dengan sekutu Barat untuk menghadapi krisis.

NATO sejauh ini mengesampingkan zona larangan terbang di atas Ukraina yang diminta oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, karena khawatir hal itu akan mengarah pada bentrokan langsung dengan pasukan Rusia dan eskalasi di seluruh Eropa.

Sanksi Inggris Dapat Dicabut dengan Syarat

Inggris mengatakan bahwa sanksi terhadap individu dan perusahaan Rusia dapat dicabut jika Moskow menarik diri dari Ukraina dan berkomitmen untuk mengakhiri agresi.

Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss.

Dalam sebuah wawancara dengan Sunday Telegraph, Truss mengangkat kemungkinan mencabut sanksi yang dijatuhkan jika Moskow menghentikan perang, dikutip dari Evening Standard.

BERITA TERKAIT

Seperti diketahui, Inggris dan sekutu baratnya telah mengeluarkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rezim Putin dan sejumlah individu, yang telah menyebabkan nilai rubel anjlok.

"Apa yang kami ketahui adalah bahwa Rusia menandatangani beberapa perjanjian yang tidak mereka patuhi. Jadi perlu ada tindakan keras. Tentu saja, sanksi adalah tuas yang keras," katanya.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss berbicara selama Konferensi Musim Semi Partai Konservatif di Blackpool Winter Gardens di Blackpool, barat laut Inggris, pada 19 Maret 2022.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss berbicara selama Konferensi Musim Semi Partai Konservatif di Blackpool Winter Gardens di Blackpool, barat laut Inggris, pada 19 Maret 2022. (AFP)

Baca juga: Dubes Rusia untuk Polandia Klaim Hubungan 2 Negara Tak akan Putus Gara-gara Tudingan Spionase

Baca juga: Jenderal Rusia Kembali Tewas, Total Ada 7 Jenderal, tapi Putin Hanya Mengonfirmasi Satu Kematian

“Sanksi itu seharusnya hanya datang dengan gencatan senjata dan penarikan penuh, tetapi juga komitmen bahwa tidak akan ada agresi lebih lanjut."

“Dan juga, ada peluang untuk mendapatkan sanksi snapback jika ada agresi lebih lanjut di masa depan. Itu adalah tuas nyata yang menurut saya bisa digunakan.”

Tuss menyebut bahwa "unit negosiasi" telah dibentuk di Kementerian Luar Negeri untuk membantu kemungkinan pembicaraan damai.

Pemerintah mengatakan sejauh ini telah memberlakukan sanksi pada bank dengan total aset £500 miliar dan individu dengan nilai gabungan lebih dari £150 miliar.

Rusia telah mengindikasikan setelah satu bulan perang bahwa mereka dapat mengurangi ambisinya untuk berjuang untuk menguasai wilayah Donbas di timur Ukraina.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas