Lebih dari Satu Bulan Diinvasi, Ini Empat Rahasia Sukses Ukraina Tahan Serangan Rusia
Walaupun kalah jumlah di hampir setiap sisi, pasukan Ukraina yang dibantu para warga relawan telah menahan militer Rusia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Sudah lebih satu bulan invasi Rusia, Ukraina sejauh ini telah menjungkirbalikkan perkiraan.
Walaupun kalah jumlah di hampir setiap sisi - tank, pasukan, pesawat terbang - pasukan Ukraina yang dibantu para warga relawan telah menahan militer Rusia di banyak tempat.
Ukraina memang sudah kehilangan wilayah, terutama di bagian selatan sekitar Krimea, yang sudah diduduki dan dianeksasi Rusia pada 2014. Tetapi tujuan awal Moskow untuk dengan cepat merebut Ibu Kota Kyiv dan kota-kota besar lainnya, serta memaksa pemerintah Ukraina untuk mengundurkan diri, jelas telah gagal.
Baca juga: Bagaimana Mesin Propaganda Ukraina Bekerja saat Rusia Menyerang Mereka?
Gelombang peperangan memang masih bisa berbalik melawan Ukraina. Pasukannya kian kekurangan rudal anti-tank dan anti-pesawat yang dipasok Barat untuk menghalau pergerakan pasukan Rusia.
Banyak pasukan reguler Ukraina yang paling berpengalaman di timur negara itu berisiko dikepung, diisolasi, dan dimusnahkan. Dan dengan seperempat penduduk negara itu telah mengungsi, mereka yang tinggal bisa jadi akan menyaksikan kota-kota mereka diubah menjadi gurun distopia oleh gempuran artileri dan tembakan roket tanpa henti Rusia.
Namun terlepas dari faktor-faktor tersebut, pasukan Ukraina sudah mengungguli Rusia dalam perang ini di sejumlah faktor. Pekan ini juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby, mengatakan bahwa militer Ukraina mempertahankan daerah-daerah di negara mereka dengan "sangat cerdas, sangat gesit, sangat kreatif".
Jadi apa sebenarnya rahasia kesuksesan mereka?
1. Semangat juang tinggi
Ada perbedaan besar dalam semangat juang antara kedua pasukan. Ukraina berjuang untuk kelangsungan hidup negara mereka sebagai negara berdaulat, sembari terkejut dengan pernyataan Putin bahwa Ukraina pada dasarnya hanyalah ciptaan Rusia.
Baca juga: Rangkuman Invasi Rusia Hari ke-32: Ukraina Rebut Beberapa Desa, Zelensky Mohon Bantuan Internasional
Rakyat Ukraina mendukung pemerintah dan presiden mereka. Karena itu, warga yang tidak berpengalaman militer pun siap mengangkat senjata untuk mempertahankan kota-kota mereka meskipun harus menghadapi persenjataan Rusia yang luar biasa.
"Beginilah cara orang berjuang untuk eksistensi mereka," kata Tom Foulkes, eks-perwira Angkatan Darat Inggris di Jerman selama masa Dingin. "Ini adalah cara mereka membela tanah air dan keluarga mereka. Keberanian mereka mengejutkan sekaligus luar biasa."
Dalam praktiknya, perlawanan warga telah membuat pasukan Ukraina leluasa bertempur di garis depan, setelah mengetahui kota-kota mereka memiliki pertahanan yang bisa diandalkan.
Sebaliknya, banyak tentara Rusia yang dikirim untuk berperang di Ukraina adalah wajib militer yang baru saja lulus dari sekolah. Mereka kebingungan dan kewalahan ketika mendapati diri mereka di zona perang padahal mereka mengira hanya akan menjalani latihan.