Lebih dari Satu Bulan Diinvasi, Ini Empat Rahasia Sukses Ukraina Tahan Serangan Rusia
Walaupun kalah jumlah di hampir setiap sisi, pasukan Ukraina yang dibantu para warga relawan telah menahan militer Rusia
Editor: Sanusi
2. Komando dan kontrol
Ekspektasi di awal perang tentang serangan siber Rusia yang melumpuhkan komunikasi Ukraina tidak terjadi. Sebaliknya, Ukraina entah bagaimana berhasil mempertahankan koordinasi yang efektif antar-medan perang, bahkan di tempat mereka kalah.
Pemerintah Ukraina tetap di Kyiv dan sangat terlihat, dengan bahkan wakil perdana menterinya mengenakan kaus model khaki saat berbicara kepada rakyat dengan latar lambang pemerintah.
Sebaliknya, tentara Rusia tampaknya tidak punya kepemimpinan yang terpadu, dengan sedikit koordinasi antara medan-medan perang yang terpisah.
Baca juga: Blinken Sebut Pernyataan Biden Tak Bermaksud Singgung Rezim Rusia, Peskov: Dia Harusnya Jaga Emosi
Ini kemungkinan besar berdampak negatif pada semangat juang pasukan Rusia. Banyak orang bilang laporan kematian atas setidaknya lima jenderal Rusia sebagian akibat mereka harus mendekati medan pertempuran untuk menggerakkan pasukannya supaya tidak mandek.
Pada tentara golongan bintara, yaitu kopral dan sersan, doktrin militer Rusia hampir sama sekali tidak memungkinkan adanya inisiatif, dengan jajaran bawah selalu menunggu perintah dari atas.
Profesor Michael Clarke, seorang pakar militer di King's College London, mengatakan bintara Rusia dilanda korupsi dan inefisiensi dan sangat tidak populer di antara pasukan mereka sendiri.
3. Taktik solid
Pasukan Ukraina sangat kalah jumlah namun mereka telah memanfaatkan posisi dan senjata mereka jauh lebih baik daripada lawan mereka.
Sementara Rusia cenderung memusatkan pasukan mereka dalam barisan kendaraan lapis baja yang lambat dan berat, seringkali berkerumun berdekatan, Ukraina berhasil melakukan taktik tabrak lari yang dieksekusi dengan baik, menyelinap dan menembakkan rudal anti-tank, kemudian menghilang sebelum Rusia dapat membalas tembakan.
Sebelum invasi, pelatih militer NATO dari AS, Inggris, dan Kanada menghabiskan waktu lama di Ukraina, mengajarkan pasukannya taktik-taktik terbaru perang defensif dan cara-cara memanfaatkan sistem rudal canggih seperti Javelin atau senjata anti-tank NLAW yang dirancang Swedia, atau versi terbaru dari rudal anti-pesawat Stinger.
"Ukraina jauh lebih cerdik daripada Rusia," kata Prof Clarke, "karena mereka telah melawan dengan sesuatu yang lebih mirip dengan operasi senjata gabungan sedangkan Rusia belum". Maksudnya adalah mereka telah memanfaatkan sepenuhnya semua alat militer yang mereka miliki, seperti drone, artileri, infanteri, tank dan perang elektronik.
Ketika digabungkan, semua aspek peperangan yang berbeda ini dapat menciptakan efek eksponensial yang jauh lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.