Bicara Kepada Media Rusia, Zelenskyy: Volnovakha, Mariupol, dan Kota Kecil Dekat Kiev Tidak Ada Lagi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan akibat invasi skala penuh yang dilakukan Rusia kota seperti Volnovakha dan Mariupol tak ada lagi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan akibat invasi skala penuh yang dilakukan Rusia terhadap negaranya, kota seperti Volnovakha, Mariupol dan kota kecil lainnya di Wilayah Kiev tidak ada lagi.
Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan media Rusia.
"Mari kita kembali ke konsekuensi dan hasil untuk kita. Akibatnya apa? tidak ada Mariupol, tidak ada Volnovakha. Tidak ada kota di dekat Kiev di Wilayah Kiev, kota kecil kami. Yang menurut saya, sama seperti milik anda, semua kota di dekat ibu kota biasanya kecil. Namun orang-orang tinggal di sana, ada rumah pondok dan penduduk lokal juga. Semua ini tidak ada lagi, tanah yang hangus, hanya ada tanah yang hangus, sepenuhnya," kata Zelenskyy.
Menurutnya, foto-foto yang diambil di kota-kota tersebut tidak menunjukkan keseluruhan bencana yang terjadi di sana.
Dikutip dari laman Ukrinform, Senin (28/3/2022), Zelenskyy menegaskan bahwa Volnovakha telah dihancurkan sepenuhnya oleh pasukan Rusia karena tidak ada jalan dan rumah yang tersisa.
Baca juga: Intelijen Kiev Sebut Rusia Ingin Pecah Ukraina Jadi Dua Negara Seperti Korea
Begitu pula di Mariupol, dengan populasi sekitar 500.000, 90 persen bangunannya mengalami kerusakan.
"Mereka (Pasukan Rusia) pergi ke sana dan membakar, hanya membakar. Saya bahkan tidak tahu siapa lagi yang diperlakukan seperti itu oleh Tentara Rusia, sebelumnya saya tidak pernah melihatnya. Mungkin, saya masih terlalu muda saat itu, dan perang di Chechnya, saya tidak begitu ingat semua fotonya. Itu mengerikan, tapi maaf, ini adalah skala yang tidak bisa kami bandingkan. Hari ini, ada dua perang sejauh ini," tegas Zelenskyy.
Sementara itu, Kepala Intelijen Militer Ukraina Kyrilo Budanov mengatakan Rusia mencoba memecah Ukraina menjadi dua bagian layaknya Korea yang terpisah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Dilansir dari Associated Press, dalam pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Ukraina, Minggu (27/3/2022), Kyrilo Budanov mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin menyadari bila mereka tidak bisa menguasai seluruh negara dan kemungkinan akan mencoba membagi Ukraina seperti yang terjadi di Korea.
Baca juga: Bagaimana Mesin Propaganda Ukraina Bekerja saat Rusia Menyerang Mereka?
Hal tersebut mengacu pada perpecahan yang telah berlangsung selama beberapa ekade antara Korea Utara dan Korea Selatan.
"Penjajah akan mencoba menarik wilayah yang diduduki ke dalam satu struktur kuasi-negara dan mengadunya dengan Ukraina yang merdeka," ujar Kyrilo Budanov.
Dia menunjuk pada upaya Rusia untuk mendirikan pmerintahan pararel di kota-kota yang diduduki dan melarang orang menggunakan mata uang Ukraina, hryvnia.
Kyrilo Budanov memperkirakan perlawanan Ukraina akan tumbuh menjadi perang geriliya total dan akan menggagalkan upaya Rusia.