Sejumlah Alasan Ini Bisa Dorong Rusia Menggunakan Senjata Nuklirnya
Medvedev mengatakan kepada Guardian bahwa doktrin nuklir Rusia tidak akan mengharuskan negara musuh untuk menembak terlebih dahulu.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Seorang mantan duta besar AS untuk Rusia menjelaskan pernyataan seorang politisi senior Moskow tentang perang nuklir.
Menurut politisi senior itu, perang nuklir bukanlah hal yang baru.
Dia juga mengisyaratkan Kremlin sudah berniat untuk meluncurkan serangan sebelum invasi ke Ukraina dilakukan.
Baca juga: Dua Produsen Bir Eropa Hentikan Penjualan ke Rusia
Melansir Yahoo News, Dmitry Medvedev, mantan perdana menteri dan presiden Rusia yang sekarang menjadi wakil ketua dewan keamanan negara itu, memperingatkan akhir pekan ini bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklirnya untuk melawan negara yang menggunakan senjata konvensional.
Medvedev mengatakan kepada Guardian bahwa doktrin nuklir Rusia tidak akan mengharuskan negara musuh untuk menembak terlebih dahulu.
Baca juga: Negosiasi dengan Rusia, Menlu Ukraina: Rakyat, Tanah, dan Kedaulatan Tidak Ada Tawar Menawar
Dia juga menyebutkan empat skenario di mana Rusia akan meluncurkan persenjataan nuklir mereka:
1. Jika Rusia terkena rudal nuklir.
2. Jika ada senjata nuklir lain yang digunakan untuk melawan Rusia atau sekutunya.
3. Serangan terhadap "infrastruktur kritis" yang melumpuhkan penangkal nuklirnya.
4. Jika tindakan agresi dilakukan terhadap Rusia dan sekutunya yang membahayakan keberadaan negara itu sendiri.
Kata-kata Medvedev adalah peringatan nuklir terbaru yang keluar dari Moskow setelah Vladimir Putin menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam "siaga tinggi" menyusul invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Pada hari Selasa, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menolak untuk mengesampingkan penggunaan senjata nuklir jika mereka dihadapkan dengan ancaman eksistensial.
Dan, pada hari Kamis, Rusia meningkatkan retorika lagi. Dmitry Polyanskiy, wakil duta besar Rusia untuk PBB, memperingatkan Moskow berhak untuk menggunakan senjata nuklir jika "diprovokasi".
Namun, mantan duta besar AS, Michael McFaul, mengatakan bahwa ancaman senjata nuklir "bukan hal baru". Dia menyatakan bahwa tidak ada dari empat kondisi yang digariskan oleh Medvedev akan terjadi atau kecil kemungkinannya terjadi.