China dan Rusia Berjanji Bentuk Tatatan Baru Demokrasi Dunia yang Berkeadilan
Itu terlihat setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi China di tengah peperangan Rusia-Ukraina.
Editor: Hasanudin Aco
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, sebelumnya mengatakan bahwa Moskow dan Beijing akan melanjutkan upaya dalam memajukan multipolaritas global dan demokratisasi hubungan internasional.
Ia juga menambahkan bahwa kerja sama China dan Rusia tak mengenal batas.
Peringatan dari Intelijen Inggris
Sementara itu, Intelijen Inggris memperingatkan China untuk tak memihak Rusia terkait penyerangan ke Ukraina.
Kepala Siber-Intelijen Inggris GCHQ, Sir Jeremy Flaming, menegaskan jika memihak Rusia, China sendiri yang akan susah.
Fleming mengatakan hal tersebut akan menyulitkan China untuk menjadi sosok besar di dunia.
Ia menegaskan bahwa kepentingan jangka panjang China tak akan terwakili dengan aliansinya bersama Moskow.
Dikutip dari BBC, Fleming menegaskan keinginan China untuk menjadi pemain besar di panggung dunia tak akan terwakili, jika memutuskan bersekutu dengan rezim yang dengan sengaja dan secara ilegal mengabaikan aturan internasional.
Fleming menegaskan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat langkah strategis yang jelas dengan bersekutu dengan China.
Apalagi China menunjukkan bahwa mereka telah berkembang sebagai negara yang kuat.
Ia mengatakan Rusia saat ini menatap China sebagai jalan keluar sebagai penjual senjata, teknologi dan potensi pasar untuk minyak dan gas.
Tetapi, Fleming menyarankan agar Presiden China Xi Jinping memiliki pandangan yang lebih bernuansa tentang hubungan itu.
“Rusia mengerti itu, dan untuk jangka panjang, China akan berkembang kuat secara militer dan ekonomi,” ujarnya.
China sendiri sebelumnya sempat dilaporkan bakal memberikan bantuan militer kepada Rusia di Ukraina.
Pihak China kemudian membantah bakal memberikan bantuan tersebut.
Presiden AS Joe Biden pun menekan pihak China dengan mengatakan akan ada konsekuensi jika mereka memberikan bantuan ke Rusia.
Terkait konflik di Ukraina, China terus mengembuskan mengedepankan dilakukannya pembicaraan dan perundingan untuk menyelesaikan masalah itu.
Sumber: CBS News/BBC/Kompas.TV
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.