Vladimir Putin Disebut Disesatkan oleh Penasihatnya, Salah Strategi hingga Membuat Rusia Lebih Lemah
Disebut-sebut para penasihat tersebut takut mengatakan kepada Putin betapa buruknya perang di Ukraina, ujar Gedung Putih.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin disebut disesatkan oleh para penasihatnya.
Disebut-sebut para penasihat itu takut mengatakan kepada Putin betapa buruknya perang di Ukraina, ujar pihak AS.
Bahkan Putin juga tidak diberitahu tentang dampak penuh sanksi terhadap ekonomi Rusia.
Hal tersebut dikatakan oleh juru bicara Gedung Putih, Kate Bedingfield.
Dikutip Tribunnews dari BBC, AS memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia.
Hal ini telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan kepemimpinan militernya.
Baca juga: Gagal Endus Aksi Militer Rusia ke Ukraina, Kepala Intelijen Prancis Eric Vidaud Didepak
"Perang Putin telah menjadi kesalahan strategis yang telah membuat Rusia lebih lemah dalam jangka panjang dan semakin terisolasi di panggung dunia," katanya.
Sementara itu juru bicara Pentagon, John Kirby menyebut penilaian itu bisa saja membuat Putin tidak bijaksana untuk mengakhiri konflik melalui negosiasi damai.
Intelijen Inggris menambahkan kini pasukan Rusia di Ukraina mengalami demoralisasi, kekurangan peralatan dan menolak untuk melaksanakan perintah.
Beberapa pasukan pun disebut mundur dari perang.
Di sisi lain pasukan Ukraina terus berupaya untuk merebut kembali beberapa daerah yang dikuasai Rusia.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-36, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Jeremy Fleming, kepala badan intelijen siber Inggris GCHQ mengatakan, langkah itu menambah indikasi bahwa Rusia telah salah menilai situasi secara besar-besaran.
"Kami telah melihat tentara Rusia kekurangan senjata dan menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming dalam pidatonya di Universitas Nasional Australia di Canberra.
"Dan meskipun penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya, apa yang terjadi dan sejauh mana salah penilaian ini harus jelas bagi rezim."
Di lapangan, pejabat AS dan Ukraina mengatakan Rusia terus memposisikan kembali pasukannya dari Kyiv, mungkin sebagai bagian dari upayanya untuk memfokuskan kembali pada wilayah timur.
Serangan Intens di Kharkiv
Wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina telah mendapat serangan berat dalam 24 jam terakhir, kata gubernur militer wilayah itu dalam sebuah pernyataan, Kamis (31/3/2022).
Pengeboman yang intens telah mencegah pembukaan koridor evakuasi di wilayah tersebut, Oleh Synyehubov, kepala administrasi militer wilayah Kharkiv, dikutip dari CNN.
"Selama satu hari terakhir, pasukan Rusia telah menyerang 47 kali dengan artileri, mortir, tank, dan serangan di daerah Piatihatky, Oleksiyivka, dan daerah pemukiman di distrik Pabrik Trator Kharkiv," kata Synyehubov.
"Sekitar 380 penembakan dari Grad dan Smerch (artileri roket) tercatat. Di Saltivka, musuh merusak pipa gas, terjadi kebakaran besar, dan penyelamat telah bekerja untuk melokalisasinya," tambahnya.
Baca juga: Gagal Endus Aksi Militer Rusia ke Ukraina, Kepala Intelijen Prancis Eric Vidaud Didepak
Synyehubov mengatakan pasukan Rusia juga telah melakukan tembakan besar di Derhachi, barat laut kota Kharkiv, menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya, dan menghancurkan sebuah gedung dewan kota.
"Titik paling sengit di wilayah Kharkiv yakni tetap di wilayah Izium, di mana pertempuran dan penembakan terus-menerus berlanjut," katanya.
Pihaknya mengatakan Ukraina terus berupaya mengevakuasi warganya, namun sejauh ini ujarnya sepertinya Rusia tidak memberi kesempatan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)