Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2 Sekutu Presiden Putin di Eropa Menang Telak dalam Pemilu, Bukti Moskow Masih Memiliki 'Teman'

Presiden Vladimir Putin akhirnya "menikmati" dua kemenangan diplomatik kecil akhir pekan ini.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in 2 Sekutu Presiden Putin di Eropa Menang Telak dalam Pemilu, Bukti Moskow Masih Memiliki 'Teman'
Ist
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan Presiden Vladimir Putin. 

TRIBUNNEWS.COM, BUDAPEST - Di tengah mandeknya kampanye militer tentara Rusia di Ukraina, Presiden Vladimir Putin akhirnya "menikmati" dua kemenangan diplomatik kecil akhir pekan ini.

Di Hungaria dan Serbia, partai-partai pro-Rusia menang telak pada pemilu setempat.

Hal ini seakan menunjukkan pada masyarakat internasional, di saat mereka (terutama Barat dan sekutunya) mengecam invasi Rusia di Ukraina, Moskow masih memiliki "teman".

Kemenangan paling signifikan datang dalam bentuk Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan partai nasionalis Fidesz yang menang telak dari pesaing mereka.

Menariknya, Hungaria adalah anggota Uni Eropa dan NATO, yang berarti Putin dapat mengklaim memiliki teman dengan kursi di meja teratas dari dua institusi yang paling dibencinya.

Perdana Menteri nasionalis Viktor Orban mencetak kemenangan telak keempat berturut-turut dalam pemilihan umum Hongaria Minggu (3/4/2022).

Para pemilih mendukung ambisinya untuk membuat Hongaria menjadi negara konservatif, "tidak liberal" dan mengabaikan kekhawatiran atas hubungan dekat Budapest dengan Moskow.

BERITA REKOMENDASI

Invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari lalu tampaknya membalikkan kampanye Orban dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Rohaniawan Ukraina Sebut Denazifikasi Hanya Akal-akalan Rusia untuk Invasi

Kondisi terkini regional memaksanya melakukan manuver yang canggung, untuk menjelaskan hubungan bisnis yang nyaman selama satu dekade dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun kampanye yang dilancarkannya berhasil meyakinkan pemilih inti partai Fidesz, bahwa aliansi oposisi enam partai Peter Marki-Zay, yang berjanji memperbaiki hubungan dengan Uni Eropa, justru dapat membawa Hongaria ke dalam perang.

Dikelilingi oleh anggota partai terkemuka, Orban (58 tahun) mengeklaim kemenangannya dengan mengatakan itu diraih dengan melawan segala rintangan.

"Kami telah mencetak kemenangan yang begitu besar, bahkan bisa dilihat dari Bulan," katanya. "Kami telah membela kedaulatan dan kebebasan Hongaria."

Orban juga menegaskan bahwa Presiden Ukraina Zelensky merupakan salah satu lawannya saat tengah berjuang agar kembali terpilih.

Sebelumnya, Zelensky sempat mengecam Orban sebagai pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin yang memerintahkan serangan ke Ukraina.

Ia pun mengungkapkan bahwa Orban tidak melakukan apa pun untuk menghentikan perang.

Ucapan selamat dari Putin

Kemenangan Orban di Pemilu direspons cepat oleh Kremlin.

Presiden Rusia Vladimir Putin langsung memberi selamat kepada Orban atas kemenangannya.

Namun para analis dan diplomat Barat ragu dan melihat tak lebih dari sekadar kemenangan simbolis dan tidak banyak mempengaruhi keputusan Uni Eropa di Ukraina.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Perang, Xi Jinping Bertemu Petinggi Uni Eropa Bahas Kemitraan Strategis

Pasalnya, Orban selama ini tidak pernah menentang langsung setiap kebijakan Uni Eropa.

Orban juga telah mengikuti sanksi UE terhadap Rusia dan sebagian besar sejalan dengan aliansi Barat lainnya.

'Dosa' Hongaria tak lain hanya soal Ukraina, di mana Budapest enggan untuk membiarkan senjata mengalir melalui negaranya untuk mendukung pasukan Ukraina.

Hungaria juga merupakan pihak utama dalam pembicaraan Uni Eropa tentang pelarangan impor energi dari Rusia.

Jerman mengatakan pada akhir pekan bahwa blok tersebut perlu membahas larangan gas Rusia setelah laporan kejahatan perang dilakukan di Ukraina -- sebuah langkah yang berulang kali dikesampingkan Orban.

Sekutu di Serbia

Presiden Rusia Putin Vladimir Putin pada hari Senin (4/4/2022) mengucapkan selamat kepada pemimpin Serbia Aleksandar Vucic atas kemenangan pemilihannya kembali dan menurut Kremlin, Putin berharap untuk membangun kemitraan strategis.

“Saya berharap pekerjaan Anda sebagai kepala negara akan terus berkontribusi pada penguatan kemitraan strategis yang ada di antara negara-negara kita,” kata Putin.

Kremlin memuji kemenangan meyakinkan pemimpin Serbia itu, menambahkan bahwa Putin mengapresiasi kebijakan luar negerinya, yang dianggap Moskow, independen.

Menurut media Barat, Aleksandar Vucic dari Serbia, dihadapkan pada posisi sulit pasca-kemenangannya pada hari Minggu, lantaran posisi mereka di tengah konflik Rusia Vs Ukraina.

Selama bertahun-tahun, ia telah mencoba untuk menyeimbangkan mempertahankan hubungan diplomatik dan ekonomi yang kuat dengan Rusia (dan kesukaan khusus terhadap Putin) dengan godaan Barat yang datang dengan iming-iming keanggotaan penuh UE.

Selama kampanye pemilihan, Vučić tidak menyimpang dari keseimbangan ini dan menjalankan platform perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, lapor Reuters.

Serbia hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia, sementara tentaranya mempertahankan hubungan dengan militer Rusia. Meskipun Serbia mendukung dua resolusi PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, Serbia menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moscow .

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas