Dianggap Jadi Ancaman, Jerman dan Prancis akan Mengusir Puluhan Diplomat Asal Rusia
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Pemerintah Jerman akan mengeluarkan 40 diplomat asal Rusia dari negaranya.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis mengatakan dalam sebuah pernyataan, kejahatan Rusia terhadap Ukraina tidak dapat dilupakan.
"Lituania berdiri dalam solidaritas penuh dengan Ukraina dan rakyat Ukraina, yang menjadi korban agresi Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia di Ukraina tidak akan dilupakan,” ujar Gabrielius Landsbergis.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan bukti pembunuhan warga sipil Bucha menunjukkan perlunya sanksi yang lebih keras untuk Rusia.
“Setengah langkah tidak cukup lagi. Saya menuntut sanksi paling berat minggu ini, ini adalah pembelaan para korban pemerkosaan dan pembunuhan. Jika Anda ragu tentang sanksi, pergi ke Bucha dulu,” katanya, saat konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.
Presiden AS, Joe Biden pada Senin (4/4/2022) kemarin menyebut Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai penjahat perang dan menyerukan pengadilan kejahatan perang.
Baca juga: Bank Dunia Sebut Pertumbuhan Ekonomi di Asia akan Turun, Imbas Konflik Rusia-Ukraina
“Putin brutal. Dan apa yang terjadi di Bucha keterlaluan, dan semua orang melihatnya,” kata Biden kepada wartawan.
AS dan negara-negara Barat telah berusaha menjatuhkan sanksi besar-besaran kepada Rusia. Namun, kekhawatiran muncul jika sanksi ini malah menimbulkan dampak yang membahayakan ekonomi global. Eropa sendiri mendapat sekitar 40 persen gas dan 25 persen minyaknya dari Rusia.
Menurut pihak berwenang Ukraina, invasi Rusia sejak 24 Februari lalu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa sekitar 4 juta warga Ukraina untuk meninggalkan negara mereka.
Sedangkan Rusia mengatakan, serangan mereka terhadap Ukraina ditunjukan untuk menghilangkan ancaman keamanan dan menuntut Ukraina agar membatalkan tawaran bergabung dengan NATO.
Dianggap Mata mata
Mengutip Al Jazeera, Belanda mengatakan akan mengusir 17 orang Rusia yang digambarkan sebagai perwira intelijen yang menyamar sebagai diplomat.
Sementara Belgia mengatakan pihaknya mengusir 21 diplomat dari kedutaan Rusia.
Irlandia mengatakan kepada empat pejabat senior Rusia untuk meninggalkan negara itu karena kegiatan yang dianggap tidak "sesuai dengan standar perilaku diplomatik internasional".
Tak hanya itu, Republik Ceko juga memberi waktu 72 jam kepada satu diplomat Rusia untuk meninggalkan negara itu.