Kesaksian Remaja 14 Tahun di Bucha: Saya Melihat Tentara Rusia Menembak Mati Ayah
Bucha adalah salah satu kota pertama yang diduduki pasukan Rusia ketika mereka bergerak ke ibu kota Ukraina, Kyiv.
Editor: Hasanudin Aco
Foto itu menunjukkan luka tembak di dada sebelah kanan, dekat jantung.
Ruslan berprofesi sebagai pengacara, usianya 49 tahun ketika dibunuh. Dia aktif di komunitas, kata Alla.
"Dia tidak bisa hanya duduk dan berdiam diri di tempat penampungan. Jadi dia menjadi sukarelawan dan membantu orang."
Mereka mengubur jenazah Ruslan di halaman rumah.
Yuriy mengatakan tentara yang membunuh ayahnya adalah orang Rusia. Seragamnya berwarna hijau tua, khas tentara Rusia, katanya.
"Saya melihat di jaket antipelurunya tertulis 'Rusia' dalam bahasa Rusia.
Dia tidak habis pikir mengapa dia dan ayahnya ditembaki.
"Kami padahal tidak berbahaya bagi militer, kami adalah warga sipil dan mengenakan syal putih sebagai penanda," kata Yuriy.
Presiden Ukraina kunjungi Bucha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Bucha pada hari Senin (04/04).
"Kami ingin Anda menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di sini, apa yang dilakukan militer Rusia, apa yang dilakukan Federasi Rusia di Ukraina yang damai. Penting bagi Anda untuk melihat bahwa ini adalah warga sipil," katanya.
Lalu dalam pidato jarak jauh di sidang Dewan Keamanan PBB, Zelensky mengatakan bahwa kejadian mengerikan seperti yang terjadi di Bucha - dengan mayat-mayat bergeletakan - terjadi juga di tempat-tempat lain di Ukraina.
Dalam pidato melalui video dan penterjemah, Zelensky mengatakan di kota Bucha, pasukan Rusia menembak orang di jalan, di rumah mereka, di lempar ke sumur dan ditindas dengan tank-tank di jalan hanya 'demi kesenangan'.