Tiba di Bandara Haneda Tokyo Langsung Tes Saliva Corona, dan Hasil Tes PCR Indonesia Tidak Dilihat
Kedatangan di bandara Haneda Tokyo dari Indonesia hari ini dengan 357 penumpang Garuda GA874 menghabiskan waktu sedikitnya 2 jam sampai dengan ke luar
Editor: Johnson Simanjuntak
Tahap selanjutnya ke meja pemeriksaan QR Code kita dan menyerahkan hasil Questionner (pertanyaan) yang dibagikan kertasnya di dalam pesawat Garuda.
Waktu membagikan dan mengisi formulir itu pula memakan cukup banyak waktu sehingga baru bisa turun dari pesawat.
Setelah itu kita ke bagian meja pemeriksaan dan pertanyaan mengenai Vaksinasi, sudah berapa kali dan vaksin apa saja. Tidak perlu menunjukkan bukti. Namun kalau mendadak diminta bukti ya tentu kita harus siap dengan bukti-bukti vaksinasi kita tersbeut.
Demikian pula tes PCR yang kita buat di Indonesia hanya dilihat dan ditanyakan saat kita ke counter Garuda di bandara Soekarno Hatta saja.
Di Jepang hasil tes PCR kita di Indonesia sama sekali tidak disentuh, tak ditanya tak dilihat petugas yang ada.
Namun di dalam daftar pertanyaan ditanyakan, apakah telah di tes PCR dan hasilnya bagaimana dan sebagainya. Semua berdasarkan kepercayaan saja kepada kita sang pengisi daftar pertanyaan.
Setelah itu giliran kita ke bagian tes saliva atau menguji air liur kita. Di meja pemeriksaan tes saliva, selain memperlihatkan paspor dan dokumen lain, akhirnya kita diberikan cube plastik panjang dan corongnya untuk menampung lidah kita agar masuk ke cube (tabung) penampung air liur kita.
Tentu saja form tes saliva dan tabung dengan bar-code yang telah ditempelkan di sana dibantu oleh sang petugas.
Corong bekas ludah kita dibuang di tempat sampah dan tabung (cube) untuk pemeriksaan saliva diberikan ke petugas yang ada.
Kini saatnyalah menunggu hasil tes saliva, "Kita-kira satu jam hasilnya ke luar," kata Tanaka seorang petugas di sana.
Belum sampai satu jam ke luar lah hasil tes saliva kita di layar monitor televisi di sana. Cukup menegangkan, takutnya positif yang berarti kita terinfeksi corona.
Nomor yang ke luar berurut, tetapi yang ke luar terlebih dulu yang ketahuan negatif dulu. Di sanalah cukup tegang mungkin melihat (4 angka terakhir dari 9 angka bar-code) angka Bar-Code kita yang ke luar.
Misalnya, angka 1130 dan angka 1133 sudah ke luar.
"Lha? Angka 1131 dan 1132 bagaimana kok belum ke luar," ungkap Tina seorang pemegang Indonesia yang menunggu hasil pemeriksaan tersebut dengan was-was.