UPDATE Invasi Rusia: Rudal di Lviv Tewaskan 7 Orang hingga 200 Ribu Warga Rusia Terancam Nganggur
Berikut perkembangan terkini invasi Rusia ke Ukraina pada Senin (18/4/2022).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
"Pertama-tama, program ini ditujukan kepada karyawan perusahaan asing yang menghentikan sementara kegiatan mereka atau memutuskan untuk meninggalkan Rusia. Menurut perkiraan kami, sekitar 200.000 orang berisiko kehilangan pekerjaan," tulis Sobyanin.
Rencana bantuan ketenagakerjaan mencakup pelatihan, pekerjaan sementara dan pekerjaan umum, dan insentif untuk organisasi dan perusahaan yang mempekerjakan pekerja ini, tambahnya.
3. Serangan di Timur Ukraina
Pejabat Ukraina dan Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan aksi militer yang meluas dan peningkatan pertempuran di timur selama 24 jam terakhir.
Para pejabat Ukraina mengatakan, pasukannya telah menggunakan mortir, artileri, dan menembakkan beberapa peluncur roket.
Sementara Rusia mengatakan pasukannya telah menggunakan rudal presisi yang diluncurkan dari udara.
4. Marinir Kirim Surat untuk Paus Fransiskus
Komandan unit Marinir Ukraina di kota Mariupol yang terkepung, menulis surat kepada Paus Fransiskus, memohon agar dia menyelamatkan orang-orang yang tersisa di kota itu.
"Saya belum melihat seruan Anda kepada dunia dan saya belum membaca semua pernyataan terakhir Anda, saya telah berjuang selama lebih dari 50 hari dalam pengepungan penuh dan yang saya punya waktu hanyalah pertempuran sengit untuk setiap meter dari kota yang dikelilingi oleh musuh," tulis Mayor Serhii Volyna, komandan Brigade Marinir Terpisah ke-36, dalam suratnya yang dirilis situs Ukrainska Pravda.
Volyna mengaku siap "berjuang sampai akhir" meskipun artileri dan tembakan roket tak berhenti, hingga kekurangan air, makanan dan obat-obatan.
"Anda mungkin telah melihat banyak hal dalam hidup Anda. Tapi saya yakin Anda belum pernah melihatnya. apa yang terjadi di Mariupol. Karena seperti itulah neraka di Bumi," ujarnya.
Ia menyebut para wanita dan anak-anak yang bersembunyi di bunker harus kelaparan dan kedinginan.
Setiap hari, mereka menjadi sasaran serangan udara musuh.
Orang-orang yang terluka akan meninggal karena tidak ada obat, air, dan makanan.