3 Minggu Lockdown, Shanghai Makin Perketat Pembatasan Covid-19
Setelah tiga minggu penguncian Covid-19, pihak berwenang Shanghai semakin memperketat pemabtasan pergerakan di beberapa distrik.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Setelah tiga minggu penguncian Covid-19, pihak berwenang Shanghai semakin memperketat pembatasan pergerakan di beberapa distrik.
Pemerintah memperingatkan 25 juta penduduk kota itu bahwa tindakan tegas akan berlanjut sampai virus diberantas di lingkungan demi lingkungan.
Dilansir The Guardian, di beberapa distrik, pembatasan diperketat bahkan ketika para penduduk memenuhi kriteria untuk meninggalkan rumah mereka.
"Tujuan kami adalah mencapai komunitas nol Covid sesegera mungkin," tegas pemerintah.
Baca juga: Lockdown Shanghai Berujung Krisis Pangan, Harga Mi Instan Nyaris Tembus Rp 1 Juta per Kardus
Baca juga: Covid-shaming di Shanghai, Terjadi Perpecahan Antar Warga hingga WNA Disebut sebagai Sampah Asing
Pemerintah kota mengatakan pada Jumat (22/4/2022) di akun WeChat resminya bahwa infeksi menunjukkan "tren positif" dan bahwa kehidupan dapat segera kembali normal selama orang-orang mematuhi aturan ketat untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Lockdown sejak awal April
Shanghai mengunci hampir semua 25 juta penduduknya di rumah mereka pada awal April setelah infeksi mulai melonjak.
Para warga tak memiliki pendapatan, berpisah dengan keluarga dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Kamis malam (21/4/2022), Shanghai mengumumkan babak baru dari "sembilan tindakan utama", termasuk pengujian harian di seluruh kota mulai Jumat, meminimalkan pergerakan orang dan mempercepat transfer ke pusat karantina.
Baca juga: Shanghai Longgarkan Lockdown setelah Beredar Video Warga Kehabisan Makanan hingga Bobol Supermarket
Baca juga: Covid-19 di Shanghai: 11 Ribu Pasien Dipulangkan saat Penguncian Hampir Memasuki Pekan Ketiga
Video yang beredar luas di media sosial China minggu ini menunjukkan bus penuh orang dibawa ke karantina, kadang-kadang di luar Shanghai.
Beberapa penduduk mengatakan perintah isolasi dikeluarkan secara massal dan tanpa pandang bulu demi kecepatan dan efisiensi, dengan sedikit pertimbangan untuk keadaan individu.
Pemerintah kota mendesak orang-orang untuk bekerja sama dengan tindakan menyakitkan mereka untuk memastikan kemajuan sejauh ini tidak hilang.
Keluarga dibawa ke fasilitas karantina
Warga Zhang Chen (30) mengatakan kepada Reuters putranya yang berusia empat tahun dan neneknya yang berusia 84 tahun dibawa ke karantina pada Minggu, bersama dengan mertuanya dan dia khawatir kondisi buruk di fasilitas itu dapat mempengaruhi kesehatan mereka.
"Mereka adalah pasien, bukan penjahat. Tapi di sini mereka seperti penjahat, dan dikirim untuk menderita," kata Zhang.
Pemerintah Shanghai tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)