Politikus Rusia Vladimir Kara-Murza Dipenjara karena Sebarkan Berita Hoaks dan Kecam Perang Ukraina
Politikus Rusia Vladimir Kara-Murza dipenjara hingga 12 Juni karena dituduh menyebarkan berita palsu atau hoaks dan mengecam perang di Ukraina.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Pelanggaran ini dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.
Para pembela hak asasi manusia sejauh ini telah menghitung 32 kasus yang menargetkan para kritikus invasi.
Lebih lanjut, Krasilshchik, eksekutif teknologi yang meninggalkan Rusia pada awal Maret, mengatakan bahwa dia telah mengetahui kasus yang menjeratnya dari laporan berita, yang hingga Jumat malam masih belum dikonfirmasi.
Media Rusia mengaitkan tuduhan itu dengan sebuah unggahan Instagram, yang menampilkan foto sisa-sisa manusia yang hangus di pinggiran kota Bucha, Kyiv.
"Anda tidak bisa pulih setelah melihat gambar dari Bucha," tulis keterangan foto tersebut.
"Anda merasa bahwa tentara negara kita ini, mampu melakukan apa saja dan begitu juga negaranya. Bahwa kita hanya tinggal perintah dari eksekusi massal."
Pada hari yang sama, aktivis hak asasi manusia veteran Rusia Lev Ponomaryov mengatakan dalam sebuah pernyataan online bahwa dia meninggalkan negara itu untuk sementara.
Ponomaryov, mantan anggota parlemen Duma Negara yang telah membantu mendirikan organisasi hak asasi manusia tertua di Rusia pada 1980-an, telah menjadi penentang vokal serangan Rusia di Ukraina, dan memprakarsai berbagai petisi publik untuk menentangnya.
Dalam pernyataannya pada hari Jumat, dia mengaku membiarkan dirinya berlibur untuk menjaga kesehatannya dan mencari cara untuk melanjutkan kampanye penentangan terhadap perang.
Baca juga: Pasukan Ukraina yang Terkepung di Pabrik Baja: Kami Terluka, Tewas, dan Kami Simpan Mayat Pejuang
Baca juga: Gajinya Menggiurkan, Puluhan Warga Ethiopia Daftar Jadi Pasukan Sukarelawan Rusia Melawan Ukraina
Di sisi lain, Kementerian Kehakiman Rusia menambahkan Kara-Murza dan beberapa kritikus terkemuka Kremlin lainnya ke dalam daftar "agen asing".
Penunjukan tersebut menyiratkan pengawasan tambahan dari pemerintah dan membawa konotasi merendahkan yang kuat yang dapat mendiskreditkan mereka yang ada dalam daftar.
Penambahan baru ke daftar termasuk Leonid Volkov, sekutu utama pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny, dan Alexei Venediktov, mantan pemimpin redaksi stasiun radio kritis tertua Rusia, Ekho Moskvy.
Stasiun itu dihapus dari siaran tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)