UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-61, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-61 dikutip The Guardian.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-61, Senin (25/4/2022).
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Llyod Austin mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kata seorang penasihat kepada outlet berita lokal Ukraina.
Zelensky diperkirakan akan menggunakan pertemuan itu untuk meminta lebih banyak bantuan militer AS.
Sementara itu, data UNHCR terbaru mengungkapkan hampir 5,2 juta warga Ukraina telah meninggalkan negara itu.
Baca juga: Dua Menteri AS Dikabarkan Kunjungi Ukraina, Zelensky Minta Bantuan Senjata Berat
Baca juga: Jadi Anggota ENTSO-E, Ukraina Kini Dapat Jual Listriknya di Pasar Eropa
Lebih dari 1.151.000 orang Ukraina telah pergi selama April sejauh ini, dibandingkan dengan 3,4 juta di bulan Maret.
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-61 dikutip The Guardian.
Zelensky berencana minta tambahan bantuan AS
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Llyod Austin mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kata seorang penasihat kepada outlet berita lokal Ukraina.
Zelensky diperkirakan akan menggunakan pertemuan itu untuk meminta lebih banyak bantuan militer AS.
Rencana referendum Rusia
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam laporan intelijen terbarunya bahwa Rusia sedang merencanakan "referendum bertahap di kota selatan Kherson yang bertujuan untuk membenarkan pendudukannya".
"Kota ini adalah kunci dari tujuan Rusia untuk membangun jembatan darat ke Krimea dan mendominasi Ukraina selatan," kata kementerian itu.
Igor Zhovkva kritik pertemuan Putin dan Guterres
Seorang penasihat diplomatik utama untuk Zelensky, Igor Zhovkva mengkritik pertemuan mendatang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dengan Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dengan mengatakan bahwa Guterres "tidak benar-benar" memiliki wewenang untuk berbicara atas nama Ukraina.
Baca juga: Tentara Ukraina Terkepung di Pabrik Baja Mariupol, Presiden Zelensky Balik Mengancam Putin
Baca juga: Ancaman Zelensky pada Putin jika Rusia Bunuh 1 Tentara Terakhir Ukraina di Pabrik Baja Mariupol