Temuan Peluru “Anak Panah” Balikkan Fakta-fakta Pembantaian Bucha Ukraina
Artileri berpeluru flechette atau anak panah logam dikuasai baik Rusia maupun militer Ukraina. AS pernah menggunakannya di Vietnam.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Media Inggris The Guardian mempublikasikan hasil penyelidikan forensik apa yang selama ini disebut “Bucha Massacre” di Ukraina.
Ukraina dan pihak barat gencar menuduh Rusia melakukan pembantaian dan bahkan menggunakan istilah genosida di Bucha.
Tuduhan datang setelah pasukan Rusia meninggalkan Bucha, pascanegosiasi di Istanbul, Turki.
Teks dan foto serta video yang ditampilkan Kiev serta media barat, menyodorkan “horor” di Bucha, kota kecil tak jauh dari Kiev.
Menurut The Guardian, dokter forensik menemukan benda yang disebut fléchettes, sejenis anak panah kecil terbuat dari logam tajam.
Benda kecil itu dimasukkan ke peluru artileri. Senjata pembuuh ini jarang digunakan dalam perang modern.
Baca juga: Media China Sebut Temuan Mayat di Bucha Sebagai Pertunjukan Ukraina
Baca juga: Ini Alasan Rusia Sebut Mayat-mayat yang Tergeletak di Jalanan Kota Bucha Ukraina adalah Rekayasa
Baca juga: Eks Perwira Marinir AS Ungkap Sejumlah Kejanggalan Tragedi Bucha: Propaganda untuk Sudutkan Rusia?
Menurut Guardian, flechette itu ditemukan di tubuh korban yang dimakamkan di kuburan massal Bucha.
Uniknya fakta ini membalikkan sejumlah fakta, yang justru memperkuat bukan Rusia yang melepaskan tembakan artileri khusus berisi alat pembunuh massal itu.
Artileri berpeluru flechette dikuasai baik Rusia maupun militer Ukraina.
Melihat posisi pasukan Rusia yang ada di Bucha, menjadi tidak masuk akal Rusia menembakkan artileri ke wilayah yang waktu itu masih dikuasai pasukannya.
Situs politik dan militer Southfront.org, Selasa (26/4/2022) menulis, indikasi kuat dari fakta ini menunjukkan militer Ukraina atau kelompok nasionalisnya yang justru menembaki warga sipil Bucha.
Brian Berletic, analis di kanal You Tube The New Atlas menyajikan ulasan serupa, justru berdasar fakta yang dibeberkan The Guardian.
Jurnalis independent Kanada, Eva K Bartlett juga sependapat dan menyimpulkan pelaku penembakan artileri berisi flechette adalah pihak Ukraina.
Eva Bartlett mengutip laporan kantor berita AFP pada 2014 yang menemukan jejak penggunaan munisi sama di wilayah Lugansk oleh militer Ukraina.