Microsoft Ungkap Serangan Siber yang Dilakukan Rusia Terhadap Ukraina
Microsoft melaporkan peretas yang diduga terkait dengan pemerintah Rusia, telah melakukan beberapa operasi siber terhadap Ukraina.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Microsoft melaporkan peretas yang diduga terkait dengan pemerintah Rusia, telah melakukan beberapa operasi siber terhadap Ukraina.
Peretas ini tampaknya ikut terlibat dalam serangan militer Rusia dan kampanye propaganda online.
Penyusupan yang dilaporkan Microsoft, yang beberapa di antaranya belum pernah diungkapkan sebelumnya, menunjukan peretasan ikut memainkan peran besar dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Sekjen PBB Dikecam Gara-gara Kunjungi Rusia Terlebih Dahulu Sebelum ke Ukraina
Melansir dari Reuters.com, para peneliti Microsoft menemukan serangan digital ini dimulai satu tahun sebelum invasi Rusia dimulai, dan kemungkinan menjadi dasar bagi misi militer yang berbeda di wilayah Ukraina. Antara tanggal 23 Februari dan 8 April lalu, Microsoft telah mengamati sebanyak 37 serangan siber destruktif Rusia di Ukraina.
Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat tidak segera memberikan tanggapan mengenai informasi yang diungkapkan Microsoft ini.
Para ahli mengungkapkan, temuan ini menggarisbawahi bagaimana perang modern dapat menggabungkan kekuatan serangan digital dan kinetik.
“Jenderal dan mata-mata Rusia telah mencoba menjadikan serangan siber sebagai bagian dari upaya perang mereka saat mereka berjuang di medan perang,” kata Thomas Rid, seorang profesor Studi Strategis di Sekolah Studi Internasional Lanjutan Paul H. Nitze di Universitas Johns Hopkins.
Microsoft mengatakan peretasan dan operasi militer Rusia saling berkaitan, dan kemungkinan memiliki target yang ditetapkan secara bersama.
Baca juga: Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Kompetisi Liga Primer Ukraina Dihentikan
Berdasarkan linimasa yang diterbitkan Microsoft menunjukan, pada tanggal 1 Maret lalu saat Rudal Rusia ditembakkan ke menara TV Kyiv, perusahaan media di Kyiv juga dilanda peretasan dan spionase siber.
Dalam kasus lain, tim peneliti keamanan siber Microsoft menduga adanya “aktor Rusia” yang bersembunyi di infrastruktur penting Ukraina di kota timur laut Sumy, dua minggu sebelum kekurangan listrik yang meluas dilaporkan di daerah itu terjadi pada 3 Maret lalu.
Pada hari berikutnya, Microsoft mengatakan peretas Rusia telah membobol jaringan pemerintah di kota Vinnytsia, Ukraina tengah. Dua hari kemudian, rudal meratakan bandara kota Vinnytsia.
Seorang pejabat tinggi keamanan siber Ukraina, Victor Zhora mengatakan pada Rabu (27/4/2022) kemarin, dia masih melihat adanya serangan siber Rusia terhadap perusahaan telekomunikasi lokal dan operator jaringan energi.
Baca juga: Mata-mata AS Bantu Ukraina Eksekusi 8 Jenderal Militer Rusia, Bocorkan Saat Tepat untuk Menyerang
“Saya percaya bahwa mereka dapat mengatur lebih banyak serangan di sektor-sektor ini. Kita seharusnya tidak meremehkan peretas Rusia, tetapi kita mungkin tidak boleh melebih-lebihkan potensi mereka.” kata Zhora.
Zhora juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Microsoft, pemerintah Amerika Serikat dan beberapa sekutu Eropa atas dukungan keamanan siber mereka.
Dua minggu lalu, pemerintah AS secara terbuka mengekspos senjata siber yang dikenal sebagai Pipedream, yang dirancang untuk merusak sistem kontrol industri. Meskipun alat itu belum dikaitkan dengan Rusia, alat itu dipandang sangat berbahaya dan penemuannya bertepatan saat terjadinya konflik di Ukraina.