Ulasan Molly Ball dari Time Ini Menguak Apa Siapa dan Sikap Politik Elon Musk
Musk tampaknya menganggap demokrasi Amerika hanya sebagai salah satu dari banyak pengaturan politik sementara dan tak terhindarkan.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Pengeluaran seperti itu merupakan ciri khas kebijakan pemerintahan Obama; pada 2012, Partai Republiklah yang menggambarkan Tesla sebagai anugerah seperti Solyndra.
SpaceX juga telah menerima miliaran dana pemerintah dalam bentuk kontrak NASA, meskipun perusahaan itu juga pertama kali bertumpu pada kekuatan kemauan dan dompet Musk.
Inovasi Elon Musk dalam desain roket bisa dibilang telah menghemat miliaran pembayar pajak.
Karya Musk memungkinkan astronot diangkut ke stasiun luar angkasa internasional di AS, di mana sebelumnya AS membayar Rusia untuk melakukannya.
Kaum liberal juga mempermasalahkan kepemimpinan perusahaan Musk, dan kritikus yang menyerang pengabaian sembrononya terhadap kesehatan dan keselamatan publik ada benarnya.
Pada 2020, Musk menentang otoritas kesehatan masyarakat setempat untuk tetap membuka pabriknya saat pandemi berkecamuk, menempatkan pekerja dalam risiko.
Perusahaan Musk telah menghadapi tuntutan hukum atas kondisi kerja, termasuk tuduhan pelecehan seksual dan pelecehan rasial.
Pada bulan Februari, Badan Klaim Ketenagakerjaan yang Adil California menuduh Tesla menoleransi "rasisme yang merajalela" selama bertahun-tahun.
Tuduhan itu dibantah Tesla. Musk tidak secara pribadi dituduh melecehkan pekerja, tetapi dia pasti bisa disalahkan atas iklim tempat kerja di perusahaannya.
Tesla telah menolak pengorganisasian serikat pekerja, yang tampaknya menjadi alasan pemerintahan Presiden Joe Biden melirik General Motors sambil mengabaikan kontribusi Musk.
Namun Presiden Biden dianggap terlalu terikat pada sekutu politiknya, yang membuatnya tidak mengakui keberhasilan Tesla sebagai pemimpin terdepan industri masa depan.(Tribunnews.com/Time/xna)