Negara-negara yang Rayakan Idul Fitri Hari Selasa, 3 Mei 2022: Singapura hingga India
Sejumlah negara berikut ini baru merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Selasa, 3 Mei 2022, Singapura salah satunya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah negara berikut ini baru merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Selasa, 3 Mei 2022, Singapura salah satunya.
Dilansir The Straits Times, meski negara tetangga Singapura, seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei merayakan Idul Fitri pada Senin (2/5/2022), Singapura baru merayakan lebaran besok.
Pemimpin Majelis Agama Islam Singapura (MUIS) Nazirudin Mohd Nasir sebelumnya mengumumkan kapan jatuhnya hari lebaran pada Minggu malam.
Ia juga menjelaskan mengapa hari raya di Singapura berbeda dengan negara tetangganya.
Mohd Nasir menyebut perbedaan terjadi sebab menurut perhitungan astronomis, hilal pada bulan Syawal setelah Ramadhan tidak muncul pada sore hari setelah terbenamnya matahari pada hari Minggu.
Bulan sabit - yang secara tradisional menandai awal bulan baru - juga tidak terlihat, tambahnya.
Baca juga: Lebaran di Singapura Bareng Keluarga Besar, Tengok Aurel dan Atta Bawa Ameena Naik Pesawat
Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri 2022, Bagikan ke Keluarga dan Teman
Dalam keterangannya, Senin pagi, Kantor Mufti menjelaskan bahwa di Singapura, adanya perbedaan pada awal Hijriah atau penanggalan Islam sangat sering terjadi di masa lalu, dan mungkin terjadi lagi di masa depan.
Dengan demikian, pada tahun 2022, tidak semua negara di dunia, termasuk negara mayoritas Muslim, merayakan Ramadhan dan Idul Fitri di tanggal yang sama.
"Memang bulan sabit juga belum terlihat di beberapa negara lain, akibatnya mereka akan merayakan Idul Fitri pada Selasa 3 Mei, seperti Singapura," kata pernyataan itu.
Bangladesh, India dan Pakistan termasuk di antara negara-negara yang merayakan lebaran pada hari Selasa.
"Selama kita berpegang teguh pada prinsip-prinsip iman kita dan bimbingan Nabi Muhammad, perbedaan penentuan kalender Islam adalah sesuatu yang sudah diduga dan bukan sesuatu yang mengkhawatirkan."
Kantor Mufti menjelaskan bahwa umat Islam diajarkan bahwa jika bulan samar-samar atau kabur, mereka menganggap Ramadhan memiliki 30 hari.