Eks Presiden Brasil Sebut Zelensky Ikut Andil Picu Perang di Ukraina: Bukan Hanya Putin yang Salah
Lula da Silva menilai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin sama-sama bertanggung jawab atas perang di Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Mantan presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menilai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin sama-sama bertanggung jawab atas perang di Ukraina.
Dalam wawancaranya dengan majalah Time yang terbit pada Rabu (4/5/2022), Lula da Silva mengatakan reaksi Barat yang seakan memuji Zelensky adalah hal yang salah.
Sikap para pemimpin Barat ini dinilainya tidak bertanggung jawab karena mendorong perang, alih-alih fokus pada negosiasi tertutup untuk menyetop perang.
"Saya melihat presiden Ukraina, berbicara di televisi, mendapat tepuk tangan, mendapat tepuk tangan meriah dari semua anggota parlemen (Eropa)," kata Lula kepada Time, dikutip dari The Guardian.
"Orang ini (Zelensky) bertanggung jawab seperti Putin dalam perang ini," tambahnya.
Baca juga: Cerita Pengalaman di Ukraina, Angelina Jolie Bertemu Gadis Kecil Mainkan Puing dari Pecahan Bom
Baca juga: Khawatir Rugikan Konsumen, India Lanjutkan Pembelian Minyak dari Rusia
Lula menjadi sampul majalah Time pada minggu ini.
Mantan presiden yang kembali mencalonkan diri dalam pemilihan pada Oktober mendatang ini berharap bisa mengalahkan Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro.
Dilaporkan Tribunnews sebelumnya, tokoh sayap kiri Brasil ini kembali ke politik setelah pengadilan tertinggi membebaskannya dari tuduhan korupsi dan pencucian uang.
Lula memimpin Brasil dari 2003 hingga 2010.
Keputusan pengadilan itu membuatnya memiliki hak kembali mencalonkan diri sebagai presiden.
Pada wawancara itu, Lula membahas berbagai masalah dalam negeri dan isu global, termasuk krisis Ukraina yang sedang berlangsung.
Pernyataan Lula mungkin akan membuat heran Amerika Serikat dan Eropa.
Diketahui AS serta negara-negara Eropa berperan dalam memasok persenjataan militer ke Ukraina.
Mereka juga menjatuhkan sejumlah sanksi atas invasi Rusia.