UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-72, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-71 dikutip The Guardian.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-72, Kamis (6/5/2022).
Operasi ketiga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang dilakukan untuk mengevakuasi warga sipil dari pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan Vladimir Putin telah meminta maaf atas klaim menteri luar negeri Rusia bahwa Adolf Hitler memiliki keturunan Yahudi.
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-72 dikutip The Guardian.
Baca juga: Donor Internasional di Polandia Kumpulkan 6,5 Miliar Dolar AS untuk Ukraina
Baca juga: POPULER Internasional: Intelijen AS Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia | Isu Alih Kekuasaan Putin
Operasi ketiga PBB
Operasi ketiga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang dilakukan untuk mengevakuasi warga sipil dari pabrik baja Azovstal di Mariupol.
“Sebuah konvoi sedang menuju ke Azovstal besok pagi dengan harapan untuk menerima warga sipil yang tersisa di neraka yang suram itu … dan membawa mereka kembali ke tempat yang aman,” kata kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths.
Guterres gambarkan Mariupol seperti lanskap neraka
Sekjen PBB, António Guterres, menggambarkan zona perang di Mariupol tampak seperti “lanskap neraka”.
PBB dan Komite Palang Merah Internasional sejauh ini telah membantu hampir 500 warga sipil melarikan diri dari area pabrik baja di kota pelabuhan selatan selama dua operasi dalam seminggu terakhir.
Pertempuran berat dan berdarah" berlanjut di Azovstal
Seorang komandan Ukraina mengatakan "pertempuran berat dan berdarah" berlanjut di Azovstal dan Rusia melanggar janjinya akan gencatan senjata, mencegah evakuasi warga sipil.
Svyatoslav Palamar, seorang komandan resimen Azov yang mempertahankan situs tersebut, mengatakan dalam sebuah video di Telegram: “Rusia melanggar janji gencatan senjata dan tidak mengizinkan evakuasi warga sipil yang terus bersembunyi dari penembakan di ruang bawah tanah pabrik.”
Palamar sebelumnya memohon bantuan untuk "tentara yang terluka sekarat dalam penderitaan yang mengerikan" dan evakuasi warga sipil yang terperangkap di pabrik.
Baca juga: Rusia Dituding Curi 400 Ribu Ton Gandum Ukraina
Baca juga: Nasib Warga Sipil di Komplek Pabrik Baja Azovstal, Disebut Jadi Propaganda Ukraina