AS Berusaha Mengecilkan Perannya dalam Insiden Tenggelamnya Kapal Perang Rusia
Amerika Serikat (AS) berusaha mengecilkan peran intelijennya dalam penenggelaman kapal penjelajah Rusia, Moskva, pada Jumat (6/5/2022).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) berusaha mengecilkan peran intelijennya dalam penenggelaman kapal penjelajah Rusia, Moskva, pada Jumat (6/5/2022).
Diketahui insiden hancurnya kapal perang itu merupakan salah satu hal memalukan bagi Rusia sejak serangannya ke Ukraina.
Dilaporkan AP News, sebelumnya seorang pejabat Amerika mengonfirmasi bahwa AS memberi informasi lokasi kapal itu kepada Ukraina.
Sehari setelahnya, Gedung Putih dan Pentagon menggambarkan peran terbatas atas serangan yang terjadi pada bulan lalu itu dan mengatakan bahwa Ukraina membuat keputusan mereka sendiri.
Baca juga: Beri Peringatan Keras untuk Barat, Putin akan Terbangkan Pesawat Kiamat di Hari Kemenangan 9 Mei
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-73, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Upaya tersebut mencerminkan garis halus yang dilakukan Presiden Joe Biden di tengah peningkatan bantuan ke Ukraina dan secara bersamaan berusaha tidak menyeret AS ke dalam konflik langsung dengan Rusia.
"Kami tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang niat Ukraina untuk menargetkan kapal itu," kata juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki.
"Ukraina memiliki kemampuan intelijen mereka sendiri untuk melacak dan menargetkan kapal angkatan laut Rusia, seperti yang mereka lakukan dalam kasus ini," imbuhnya.
Pemeritahan Biden telah memberikan lebih dari $3,4 miliar bantuan militer dan melatih pasukan Ukraina untuk menggunakan howitzer, drone, serta perangkat keras lainnya sebagai persiapan perang di Donbass, Ukraina timur.
Gedung Putih mengumumkan tambahan bantuan $150 juta pada Jumat (6/5/2022) yang mencakup peluru artileri, sistem radar yang mampu mendeteksi proyektil artileri, dan peralatan lainnya.
Saat ditanya soal AS memberikan informasi intelijen atas Moskow, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Ukraina menerima intelijen "relevan dan tepat waktu" dari AS.
Namun, kata dia, Kyiv juga mendapat bantuan dari negara lain dan membuat keputusan sendiri tentang bagaimana menggunakannya.
"Dan jika mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan kecerdasan itu, maka mereka membuat keputusan untuk bertindak berdasarkan kecerdasan itu," kata Kirby.
Para pejabat Amerika bersikeras ini adalah pertarungan yang diluncurkan Presiden Vladimir Putin melawan Ukraina, bukan perang proksi dengan AS.
Mereka juga menegaskan bahwa bantuan intelijen tetap dalam batas-batas ini.