Pengakuan Kolonel Ukraina, Warga Asing Ikut Bertempur Hanya Ingin Cari Petualangan
Kolonel Vladimir Baranyuk dari Marinir ke-36 Ukraina mengaku ada dua warga Inggris jadi anggota batalyonnya.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Menurut Johson, Aslin dan Pinner bukan sandera dan mereka tidak boleh ditukar seolah-olah mereka adalah teroris. “Merekatawanan perang,” tambahnya.
Menurut Baranyuk, orang asing mulai berdatangan di Ukraina dengan tujuan mendaftar di militernya sebelum 2018.
“Ketika saya mengambil alih komando brigade, saya mencoba bertanya kepada mereka (mengapa). Mereka berkata mereka ingin, yah, untuk melayani. Sejujurnya, saya terkejut dengan alasan mereka,” kenangnya.
“Saya bertanya lagi kepada mereka, “Mengapa? Apa gunanya? Tidak bisakah Anda menghasilkan uang di tempat lain?
“Mereka berkata, tidak, tidak seperti itu. Kami adalah pencari petualangan,'” ungkap sang komandan.
Tidak ada yang istimewa dari pasukan asing, yang semuanya memegang “posisi biasa” di unit di bawahnya.
“Saya tidak bisa mengatakan mereka melakukan sesuatu yang luar biasa; bahwa mereka berbeda, katakanlah, dari marinir kita,” kata Baranyuk.
Selama wawancara, Baranyuk juga mengecam persenjataan barat yang diberikan ke Kiev oleh AS dan sekutunya.
Dia menggambarkan sistem anti-tank Javelin Amerika "berguna, terutama dalam perang perkotaan," katanya.
Tapi rudal Inggrisnya NLAW memiliki kelemahan, baterai terkuras terlalu cepat dalam cuaca dingin, membuat senjata tidak mungkin digunakan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bulan lalu bahwa sekitar 6.824 tentara bayaran asing dari 63 negara telah datang ke Ukraina.
Mereka menanggapi seruan Presiden Volodymyr Zelensky bergabung ke legion internasional untuk memerangi Rusia.
Dari jumlah tersebut, 1.035 telah "dilenyapkan”. sementara lebih dari 900 telah meninggalkan negara itu.
Awal pekan ini, seorang tentara bayaran Kanada yang dikenal sebagai 'Wali', yang telah dipuji sebagai "penembak jitu terbaik di dunia" oleh media barat membuat pengakuan mengejutkan.
Dalam wawancara media Kanada, ia menggambarkan "kekecewaan yang mengerikan selama di Ukraina.
Dia memutuskan kembali ke Quebec karena persenjataan yang tidak memadai, pelatihan yang buruk dan kerugian besar di antara pasukan Kiev, serta penjarahan dan desersi di barisan mereka.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)