Uni Eropa Bisa Pertimbangkan Cadangan Devisa Rusia untuk Membangun Ukraina Pasca-Perang
Diplomat top Eropa, Josep Borrell, menyebut Uni Eropa harus mempertimbangkan menggunakan cadangan devisa Rusia untuk membangun kembali Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Diplomat top Eropa, Josep Borrell, menyebut Uni Eropa harus mempertimbangkan menggunakan cadangan devisa Rusia untuk membangun kembali Ukraina.
Dalam wawancara dengan Financial Times (FT) pada Senin (9/5/2022), Borrell menyebut devisa senilai miliaran dollar AS itu bisa untuk memperbaiki Ukraina setelah perang.
"Saya akan sangat mendukung karena ini penuh logika," kata Borrell, ketika ditanya oleh FT apakah cadangan devisa Rusia yang dibekukan dapat membantu membiayai upaya rekonstruksi Ukraina setelah perang berakhir.
"Kami memiliki uang di kantong kami, dan seseorang harus menjelaskan kepada saya mengapa itu baik untuk uang Afghanistan dan tidak baik untuk uang Rusia," lanjutnya.
Baca juga: Kunjungi Kota Irpin Ukraina, PM Trudeau Kaget Lihat Pemukiman Warga Hancur
Baca juga: G7 Siapkan Sanksi Baru, Larang Anggotanya Impor Minyak dari Rusia
Ia mengacu pada keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan $7 miliar dalam aset beku dari bank sentral Afghanistan untuk memberikan bantuan kemanusiaan di dalam negeri dan memberikan kompensasi kepada korban terorisme setelah Taliban merebut kekuasaan.
Menurut laporan CNN, negara-negara Barat telah membekukan sekitar $315 miliar cadangan devisa Rusia sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina.
Sejak itu, para pejabat Uni Eropa telah memperdebatkan apakah aset-aset yang terkena sanksi dapat digunakan untuk merekonstruksi Ukraina ketika perang akhirnya berakhir.
Kendati demikian, belum ada proposal kebijakan konkret yang diajukan.
Pada bulan April, Bank Sentral Rusia mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap AS dan UE dalam upaya untuk mencoba dan mencairkan cadangan emas dan asingnya.
Namun, tidak jelas kapan atau di yurisdiksi mana gugatan hukum dapat diajukan.
Update Konflik Rusia-Ukraina
Rusia menggelar parade Hari Kemenangan atau Victory Day untuk menandai kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia II, Senin (9/5/2022) hari ini, di tengah perang Ukraina.
Sebelumnya, Rusia dilaporkan menjatuhkan bom di sebuah bangunan sekolah Ukraina timur yang diduga menewaskan sekitar 60 orang.
Berikut 4 perkembangan terbaru, dilaporkan Al Jazeera:
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.